1.133 Sapi di 12 Kecamatan Pasuruan Terjangkit PMK, 12 Ekor Mati – detikcom
By: Date: 6 Juni 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Pasuruan

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasuruan terus meluas. Wabah telah merambah 12 kecamatan yang ada di Pasuruan dengan ribuan ekor hewan ternak terjangkit. Belasan sapi yang mati dipastikan terjangkit PMK.

Berdasarkan data Pemkab Pasuruan, jumlah sapi di Pasuruan yang dinyatakan positif PMK mencapai lebih dari 1.133 ekor. Ribuan sapi itu tersebar di Kecamatan Gondangwetan, Kejayan, Lekok, Lumbang, Nguling, Pandaan, Prigen, Purwodadi, Purwosari, Sukorejo, Tutur dan Winongan.

Dari jumlah itu tercatat sebanyak 12 ekor sapi yang mati. Terdiri dari 10 ekor sapi milik warga Kecamatan Lumbang dan 2 ekor sapi yang ada di wilayah Kecamatan Purwosari.

Wakil Bupati Pasuruan Abdul Mujib Imron (Gus Mujib) mengatakan penyebab meluasnya wabah karena lalu lintas ternak belum terkendali. Petugas masih menemukan banyak blantik (makelar sapi) yang membeli maupun menjual ternak dari dan ke luar daerah wabah.

“Utamakan keselamatan ternaknya dulu. Itu yang harus dipahami bersama. Jadi kami minta blantik sapi agar menahan diri. Banyak ternak-ternak yang terjangkit PMK karena lalu lintas sapi yang belum dikendalikan sepenuhnya. Padahal penularannya sangat cepat, terlebih mengambil ternak dari daerah wabah,” kata Gus Mujib, Senin (6/6/2022).

Peternak menyuapkan makanan untuk sapinyaPeternak menyuapkan makanan untuk sapinya. (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)

Pemkab Pasuruan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim hingga Pemerintah Pusat. Selain itu, sinergitas antara Pemkab Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan TNI, Polri, Forpimda hingga tokoh masyarakat dan tokoh agama tetap terjalin dengan baik.

“Kami terus berikhtiar, mengikuti arahan dari menteri dan gubernur tentang bagaimana penanganan PMK agar tidak semakin meluas. Tapi ikhtiar juga harus dilakukan masyarakat. Utamanya pemilik, peternak, dan blantik sapi,” kata Gus Mujib.

Ia menambahkan, kematian sapi akibat PMK karena adanya keterlambatan penanganan sejak sapi diketahui sakit. Oleh sebab itu ia menghimbau peternak cepat melapor sehingga bisa diobati sedini mungkin.

“Kalau sudah ambruk sapinya dan enggak bisa berdiri keluar busa banyak dari mulutnya, kukunya juga bernanah, ya bisa berakibat kematian,” pungkasnya.

Penyebaran PMK pada ternak di Kabupaten Pasuruan sangat cepat. Tiga hari lalu, sebanyak 690 sapi di 10 kecamatan yang dinyatakan positif PMK. Saat ini sudah ada 1.133 kasus di 12 kecamatan yang ada.

Simak Video “Cerita Peternak Lumajang yang Sapinya Kena Penyakit Mulut dan Kuku
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)