4 Alasan Umum yang Membuat Seseorang Takut Menikah
By: Date: 13 Januari 2021 Categories: Hubungan Harmonis,Kesehatan Mental,menikah,perceraian,pernikahan,takut menikah

Kebanyakan orang yang menjalani kisah kasih, baik yang masih seumur jagung atau sudah tahunan, ingin hubungan mereka berakhir di atas pelaminan. Tidak sedikit juga orang yang mungkin sudah punya bayangan akan seperti apa konsep pesta pernikahan mereka, berapa anak yang ingin dimiliki, dan di mana ingin menghabiskan masa tua bersama orang tercintanya. Namun di balik kegencaran “gerakan nikah muda”, cukup banyak juga orang-orang yang justru merasa takut untuk menikah. Bahkan, terbesit untuk menikah pun tidak. Kenapa?

Ragam penyebab seseorang takut menikah

Ada banyak alasan yang membuat seseorang sangat ragu hingga bahkan merasa takut untuk menikah. Beberapa karena memiliki trauma masa lalu yang kelam, dan ada juga yang dilatarbelakangi faktor keuangan. Berikut sejumlah alasan terkuat yang mendasarinya:

1. Trauma

Salah satu alasan terbesar yang paling sering membuat seseorang takut menikah adalah trauma masa lalu. Trauma ini bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari kegagalan pernikahan orangtua hingga perpisahan dengan mantan terindah yang berakhir teragis.

Nah, berbagai pengalaman pahit inilah yang membuat seseorang terus-terusan dibayangi ketakutan untuk mengulangi kesalahan yang sama. Akhirnya, keputusan untuk tidak menikah sering kali jadi terbaik untuk menghindari hal tersebut.

Pada dasarnya setiap orang bereaksi berbeda-beda dengan pengalaman pahit yang pernah mereka alami di hidupnya. Ada yang bisa bangkit dan berdamai dengan keadaan, ada yang justru terpuruk dan terus-terusan dibayangi hal yang buruk.

Tidak ada rentan waktu yang benar-benar bisa menjamin seseorang terlepas dari trauma. Sebab, hal ini sangat tergantung pada bagaimana seseorang menyikapi trauma tersebut.

2. Merasa tidak butuh pasangan

Merasa nyaman dengan diri sendiri nyatanya tak melulu memberi dampak yang baik. Bagi beberapa orang, terlalu nyaman dengan apa yang sudah dicapai dan dimiliki membuat mereka merasa tidak butuh pasangan untuk mengisi hari-harinya.

Ya, ketika seseorang sudah terbiasa hidup sendiri, kehadiran orang baru justru dianggap sebagai pengacau yang bisa menghambat rutinitas mereka. Belum lagi, bayang-bayang urusan rumah tangga  yang dinilai dapat memengaruhi “ritme hidup” mereka nantinya. Bisa dibilang, mereka lebih takut hidup dan rutinitas mereka berubah dan tidak berjalan sebagaimana mestinya ketimbang harus menikah.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sedikit perubahan dalam hidup. Pasalnya, hal ini akan menunjukkan bahwa hidup Anda berkembang, tidak diam di tempat. Meski begitu, Anda tetap harus berhati-hati ketika akan mengambil sebuah keputusan. Terutama memutuskan dengan siapa Anda akan menghabiskan hidup bersama.

3. Faktor keuangan

Perkara “dapur” yang tidak selalu ngebul membuat sebagian orang takut untuk menjalani sebuah hubungan, apalagi menikah. Prinsipnya begini; memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri saja sulit, bagaimana memenuhi kebutuhan hidup bersama pasangan (dan anak-anak nantinya)?

Nah, pada akhirnya kekhawatiran itu berujung pada ketakutan berlebihan untuk menikah. Lebih jauh, faktor keuangan bahkan dapat membuat seseorang tidak percaya diri untuk sekadar mendekati lawan jenis. Hal ini biasanya sejalan dengan tingkat kepercayaan diri mereka yang rendah.

Masalah uang memang sensitif dan kompleks. Namun, bukan berarti masalah ini tidak bisa diselesaikan. Terbuka sejak awal mengenai keadaan yang sebenarnya bisa membantu Anda menemukan pasangan yang cocok untuk Anda.

4. Masalah seksual

Alasan takut menikah lainnya yang banyak dikeluhkan orang adalah masalah sekual. Banyak orang yang berpikir bahwa pernikahan adalah cara untuk memuaskan gairah seksual secara legal. Akibatnya, ketika seseorang mengalami masalah seksual, seperti disfungsi ereksi atau impotensi, mereka merasa hilang harap untuk menikah.

Padahal menikah tidak hanya sebatas dengan aktivitas seksual. Ada banyak hal yang bisa Anda dapatkan dari menikah. Salah satunya, mendapatkan teman untuk hidup bersama sampai tua.

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.

Let’s block ads! (Why?)