5 Kondisi yang Membuat Vagina Hilang Kerapatan (Ada Solusinya Juga!)
By: Date: 2 Desember 2019 Categories: Informasi Kesehatan,kegel,kekuatan vagina,kerapatan vagina,Kesehatan Wanita,otot pelvis
kerapatan-vagina-doktersehat

DokterSehat.Com – Hampir semua wanita beranggapan kalau memiliki vagina dengan kerapatan yang cukup kuat akan membuat mereka percaya diri saat seks. Dengan memiliki vagina sempit, wanita akan mendapatkan seks yang hebat. Selain itu, pasangan juga akan puas saat melakukan seks sehingga lebih sayang dengan pasangannya.

Penyebab Kerapatan Vagina Mengalami Perubahan

Sebenarnya kerapatan vagina tidak selalu membuat pria dan wanita bisa menikmati seks dengan maksimal. Terkadang pria dan wanita justru merasa tidak nyaman karena vagina terlalu sempit dan menyebabkan rasa sakit. Masalah lain dari kerapatan adalah mulai mengendurnya otot di vagina. Berikut kondisi yang membuat kerapatan vagina berubah.

  1. Adanya Perubahan Hormon pada Tubuh

Setiap siklus menstruasi wanita akan mengalami perubahan pada hormon di tubuhnya. Perubahan ini menyebabkan vagina menjadi lebih elastis, lembut, atau lebih kaku dan sedikit sempit. Jadi, wanita tidak perlu khawatir kalau pasangan mengatakan kalau vaginanya memiliki rasa yang berbeda saat melakukan seks.

Saat wanita mendekati masa ovulasi dan terjadi perubahan hormon di dalam tubuh, area serviks hingga ke bawah menjadi lebih lembab dan elastis. Saat inilah seks paling cocok dilakukan. Sementara itu saat ovulasi selesai, vagina akan sedikit elastis, lebih kering, dan sempit sehingga wanita bisa merasakan sakit saat seks.

  1. Mengalami Persalinan dan Sedang Menyusui

Saat melakukan persalinan wanita akan mengalami pembesaran ukuran dari bukaan vagina. Hal ini terjadi karena bayi yang keluar membutuhkan ruang yang besar. Pembesaran ini terkadang masih menyisakan luka robekan di perineum sehingga wanita kerap merasakan sakit dan kerapatan vagina jadi rendah. Kondisi ini biasanya kembali setelah beberapa bulan.

Saat menyusui bayi yang baru saja dilahirkan, wanita juga akan mengalami perubahan hormon yang signifikan. Perubahan ini menyebabkan vagina menjadi lebih kering meski wanita sudah dirangsang. Vagina yang kering ini juga terasa lebih sempit sehingga pria dan wanita merasa sedikit tidak nyaman.

  1. Mengalami Kehamilan

Saat mengalami kehamilan, area rahim akan membesar seiring dengan berjalannya waktu. Pembesaran ini menyebabkan area vagina menjadi sakit tertekan dan akhirnya menjadi sempit. Saat pria melakukan penetrasi, penis akan merasa tekanan dari vagina menjadi meningkat.

Meski vagina menjadi lebih sempit, cairan lubrikasi atau pelumas yang dihasilkan cukup banyak. Itulah kenapa seks yang dilakukan cukup lancar. Bahkan, wanita bisa dengan mudah mendapatkan orgasme meski dengan hamil.

  1. Mengalami Stres Berlebihan

Saat mengalami stres yang terlalu kuat, wanita akan malas melakukan seks. Meski sudah dirangsang pun mereka tidak akan menghasilkan cairan lubrikasi dalam jumlah banyak. Saat penetrasi dilakukan, vagina akan menjadi lebih sempit dari biasanya sehingga perasaan tidak nyaman akan terjadi.

Stres yang diikuti rasa cemas juga menyebabkan wanita mengalami vaginismus. Kondisi ini membuat otot vagina mengkerut saat dimasuki benda. Dampak dari hal ini adalah penis tidak bisa masuk dan seks tidak bisa dilakukan dengan lancar.

  1. Aktivitas Seks yang Pernah Dilakukan

Aktivitas seks yang dilakukan oleh pasangan menentukan sendiri apakah vaginanya menjadi lebih rapat atau lebih longgar. Biasanya wanita yang mengalami rangsangan maksimal bisa memiliki vagina yang lebih elastis dan lembut. Seks paling cocok dilakukan pada situasi ini.

Kalau foreplay tidak bisa dilakukan dengan maksimal, ada kemungkinan vagina mengalami gangguan kerapatan dan sering merasakan sakit saat penetrasi terjadi.

Cara Mengembalikan Kerapatan Vagina

Kerapatan vagina berhubungan erat dengan kekuatan otot yang ada di area itu dan panggul. Kalau sampai kekuatan ototnya anjlok, vagina tidak akan memiliki cengkraman yang kuat. Selain itu seorang wanita dengan otot panggul lemah bisa mengalami ngompol, anyang-anyangan, dan sering nyeri saat seks.

Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan melatih otot panggul lagi agar kembali kuat. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  1. Latihan Kegel

Latihan kegel adalah latihan yang dilakukan untuk membuat otot pelvic menjadi lebih kuat. Latihan bisa dilakukan dengan cara menahan pipis berkali-kali lalu melepasnya. Otot yang digunakan untuk menahan pipis itu harus dilatih agar kuat agar cengkraman vagina kembali.

Latihan bisa dilakukan 3 kali sesi dalam sehari. Satu sesi butuh sekitar 5-10 kali menahan pipis. Lakukan latihan ini sesuai dengan kebutuhan.

  1. Pelvic Tilt Exercises

Latihan ini dilakukan dengan tidur terlentang lalu kaki ditekuk. Selanjutnya bagian kaki dan tangan yang ada di lantai menjadi tumpuan dan bagian panggul diangkat ke atas selama beberapa kali. Lakukan latihan ini 2 kali sehari secara rutin.

  1. Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)

Cara terakhir yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kekuatan dari otot pelvis adalah dengan NMES. Neuromuscular Electrical Stimulation merupakan alat yang digunakan untuk mengirim aliran listrik kekuatan kecil yang akan memberikan relaksasi pada otot dan mengembalikan kekuatannya.

Metode ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan tenaga medis. Umumnya satu kali terapi membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Inilah beberapa hal yang menyebabkan perubahan kerapatan dari vagina. Dari lima hal di atas, mana saja yang pernah Anda alami? Semoga setelah ini Anda dan pasangan tidak mengalami masalah lagi dalam hal seks dan kerapatan vagina, ya!.

Sumber:

  1. Sissons, Claire. 2019. What to know about a loose vagina. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325890.php. (Diakses pada 2 Desember 2019)
  2. Scaccia, Annamarya. 2018. Is It Possible to Have a Loose Vagina?. https://www.healthline.com/health/womens-health/loose-vagina#pelvic-floor-exercises. (Diakses pada 2 Desember 2019)
  3. Smith, Erika W. 2019. Your Vagina Can’t Get “Loose” From Having “Too Much” Sex. https://www.refinery29.com/en-us/loose-vagina-causes-too-much-sex. (Diakses pada 2 Desember 2019)
  4. Castleman, Michael. 2011. The Rare Truth About “Tight” and “Loose” Women. https://www.psychologytoday.com/us/blog/all-about-sex/201109/the-rare-truth-about-tight-and-loose-women. (Diakses pada 2 Desember 2019)

Let’s block ads! (Why?)