Apa Saja Efek Penuaan Terhadap Sistem Saraf?
By: Date: 13 Maret 2020 Categories: Penyakit A-Z,Perawatan Lansia

Proses penuaan yang akan dialami akan berpengaruh pada bentuk dan fungsi  tubuh, termasuk sistem saraf. Namun, menua tidak berarti sama dengan sakit.  Untuk itu, ketahui apa saja yang akan terjadi pada tubuh ketika mengalami penuaan agar bisa mengoptimalkan kesehatan. Jadi, apa saja efek penuaan terhadap sistem saraf dan bagaimana cara meminimalkan efeknya? Mari simak paparan berikut ini.

Perubahan bentuk dan fungsi tubuh secara umum

Sebelum memahami efek penuaan terhadap sistem saraf, Anda sebaiknya mengetahui efek penuaan terhadap bentuk dan fungsi tubuh secara umum.

Berdasarkan data, jika seseorang mencapai usia delapan puluh tahun, maka akan terjadi perubahan bentuk dan fungsi tubuh sebagai berikut.

  • Berat badan pada laki-laki berkurang 12%.
  • Kecepatan metabolisme tubuh menurun 16%.
  • Jumlah alat pengecap (taste buds) pada lidah berkurang 64%.
  • Kekuatan genggaman tangan menurun 45%.
  • Kekuatan pompa jantung menurun 35%.
  • Kemampuan ginjal memflitrasi darah menurun 31%.
  • Berat otak berkurang 10-15%.
  • Aliran darah ke otak menurun 20%.
  • Jumlah serabut saraf berkurang 37%.
  • Kecepatan konduksi saraf menurun 10%.

Apa sajakah efek penuaan terhadap sistem saraf?

Pada suatu tes kognitif yang dilakukan, efek penuaan terhadap sistem saraf perempuan ternyata lebih ringan dibandingkan laki-laki. Beberapa perubahan sistem saraf yang terjadi sebagai efek penuaan yang umum terjadi, seperti:

  • Penurunan ketajaman penglihatan.
  • Penurunan pendengaran hingga ketulian (presbikusis), khususnya pada bunyi dengan nada tinggi. Hal ini juga mengganggu fungsi bicara.
  • Kemampuan menilai aroma dan mengecap berkurang.
  • Berkurangnya kecepatan dan jumlah aktivitas motorik, kecepatan reaksi, keseimbangan, kelincahan, dan kekuatan otot.
  • Perubahan refleks tendon, khususnya pada pergelangan kaki dan lutut.
  • Gangguan merasakan getaran, khususnya pada kaki.
  • Perubahan posisi dan postur tubuh serta cara berjalan yang berakibat mudah terjatuh.
  • Perubahan jadwal tidur dan kesadaran.
  • Sulit menilai rangsangan pada kulit dan rangsangan buang air kecil.

Efek penuaan terhadap daya ingat dan fungsi kognitif

Penurunan daya ingat dan fungsi kognitif lainnya dimulai pada usia tiga puluh tahun dan berlanjut seiring bertambahnya usia. Efek penuaan terhadap sistem saraf ini paling tampak pada kemampuan mengingat, belajar, menerima dan memproses informasi, dan memecahkan masalah. Istilah dari penurunan daya ingat dan fungsi kognitif lainnya disebut Minimal Cognitive Impairment.

Minimal Cognitive Impairment  (MCI), walaupun merupakan faktor risiko Demensia, tentu berbeda dengan penyakit Demensia sendiri. Pada MCI, penurunan daya ingat dan fungsi kognitif tidak memburuk dalam jangka waktu singkat dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga orang yang mengalaminya masih dapat bekerja dan melakukan fungsinya dengan baik.

Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan usaha meningkatkan kecerdasan dan bekerja secara teratur dapat membantu mencegah perburukan MCI.

Untuk menilai apakah seseorang mengalami MCI, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat dilakukan suatu tes, yaitu Mini-Mental State Examination (MMSE). Pada MMSE, poin-poin yang akan dinilai adalah orientasi, perhatian, memori, bahasa, dan kemampuan menilai benda dan ruang.

Berbeda dengan MCI, demensia dan delirium bukan hal normal dari penuaan. Demensia merupakan hilangnya fungsi otak disebabkan oleh penyakit yang menyerang otak, misalnya Alzheimer, stroke, dan cedera otak. Delirium merupakan gangguan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba.

Pada delirium, penderita mengalami kebingungan sehingga terjadi perubahan cara berpikir dan tingkah laku. Biasanya, delirium disebabkan oleh penyakit yang tidak berkaitan langsung dengan otak, misalnya infeksi, kadar gula darah yang tidak terkontrol, atau obat.

Efek penuaan sistem saraf pada kepribadian

Efek penuaan terhadap sistem saraf dapat berakibat pada perubahan kepribadian. Tidak seperti fungsi kognitif, perubahan kepribadian ini sulit diukur, namun mengganggu orang tua dan orang-orang sekitarnya. Pernahkan Anda merasakannya?

Orang lanjut usia menjadi sering mengatakan suatu hal berulang-ulang, menjadi lebih egois, kaku, dan sulit menerima pendapat orang lain. Mereka menjadi lebih berhati-hati dan kurang percaya diri.

Bagaimana membantu orang dengan gangguan sistem saraf karena penuaan?

Jika orang tua atau anggota keluarga Anda ada yang mengalami gangguan sistem saraf sebagai efek penuaan, Anda dapat membantunya dengan beberapa hal, seperti:

  • Carilah apa saja yang menjadi kebutuhan pasien dan berikan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan itu.
  • Jika dibutuhkan, berikan pertolongan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Mengajak pasien melakukan aktivitas yang bermanfaat, misalnya membaca, berdiskusi atau olahraga untuk lanjut usia.
  • Berkonsultasilah dengan dokter untuk perkembangan kesehatan pasien, terutama jika terjadi perubahan kesadaran secara mendadak.

Tips menjaga kesehatan sistem saraf

Untuk menjaga kualitas hidup pada usia lanjut dan menghindari berbagai efek penuaan terhadap sistem saraf, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan sejak usia muda.

  • Pola tidur teratur.
  • Diet teratur dan mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3.
  • Upayakan tidak mengalami stress berlebihan, seperti beristirahat sejenak, bermeditas, dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.
  • Olahraga teratur.
  • Rajin membaca.
  • Isi teka-teki silang.
  • Aktif berdiskusi dengan orang lain.

Penuaan memang tidak dapat dicegah, tetapi Anda dapat mengatur proses penuaan tersebut menjadi healthy aging, yaitu menua dan tetap sehat.

Baca Juga:

Let’s block ads! (Why?)