Apakah Penyakit Saraf Terjepit Akan Mengurangi Gairah Seksual Penderitanya?
By: Date: 3 Januari 2020 Categories: gangguan seksual,gejala saraf terjepit,Hidup Sehat,penyebab disfungsi ereksi,penyebab gangguan seksual,penyebab impotensi,saraf kejepit,saraf terjepit,Seks & Asmara

Saraf-saraf yang terdapat pada tulang belakang mengatur beragam fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi. Apabila terdapat saraf tulang belakang yang terjepit, fungsi organ reproduksi serta gairah seksual tentu akan terkena pengaruhnya. Lantas, apakah pengaruh tersebut juga membuat fungsi dan gairah seksual menurun?

Benarkah saraf terjepit menurunkan gairah seksual?

Saraf-saraf pada tulang belakang terbagi menjadi saraf serviks, toraks, lumbar, sakral, dan tulang ekor. Semua saraf tersebut tidak luput dari risiko terjepit, tapi penyakit ini paling sering menyerang saraf lumbar 5 (L5) dan sakral 1 (S1) pada pinggang bawah.

Seluruh saraf L5-S1 mengendalikan fungsi anggota gerak bawah, sistem perkemihan, serta organ reproduksi. Fungsi otot-otot yang berperan dalam ketiga sistem tersebut dapat melemah, bahkan mengalami penurunan refleks apabila saraf L5-S1 terjepit.

obat saraf kejepit

Salah satu dampak yang kerap dikhawatirkan dari saraf terjepit adalah menurunnya gairah seksual alias libido. Banyak penelitian telah membahas hal ini, dan saraf terjepit memang terbukti bisa menurunkan gairah seksual dan menyebabkan impotensi.

Pada penelitian yang dilansir dari jurnal Spine terhadap pria berusia 50 tahun, sebanyak 34 persen penderita saraf terjepit mengalami impotensi. Kendati telah menjalani operasi perbaikan saraf tulang belakang, sebagian besar responden ternyata masih mengalami kondisi yang sama.

Hal serupa ditemukan dari penelitian dalam Journal of Neurosurgery. Penurunan gairah seksual terjadi pada 55 persen pria dan 84 persen wanita yang menderita saraf terjepit. Selain itu, sebanyak 18 persen pria penderita saraf terjepit juga mengalami impotensi.

Bagaimana saraf terjepit menurunkan gairah seksual?

mengatasi impotensi

Fungsi seksual pria bergantung pada serangkaian proses yang terdiri dari rangsangan pada organ intim, ereksi, orgasme, hingga ejakulasi. Seluruh proses ini dikendalikan oleh sistem saraf dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi, yakni testosteron.

Agar penis bisa mengalami ereksi, saraf pada otak, sakrum, toraks, dan lumbar harus mengirimkan sinyal menuju penis. Sinyal ini merilekskan otot corpora cavernosa dalam penis sehingga penis menjadi lebih berongga. Darah pun mengalir mengisi rongga tersebut sehingga penis membesar dan mengalami ereksi.

Seiring bertambahnya rangsangan seksual, semakin banyak pula sinyal yang dikirimkan sistem saraf menuju penis. Pada titik tertentu, sinyal-sinyal tersebut akan membuat Anda mencapai puncak gairah dan memicu respons refleks yang disebut ejakulasi.

Jika saraf yang berperan dalam ereksi terjepit, gairah seksual beserta kemampuan ereksi dan ejakulasi juga bisa terkena dampaknya. Hal ini terjadi karena sinyal yang seharusnya dikirim menuju penis terhambat atau tidak ditanggapi oleh otot-otot penis.

Mengatasi masalah seksual akibat saraf terjepit

efek operasi ganti kelamin

Menangani gangguan fungsi seksual akibat saraf terjepit memang terbilang sulit. Namun, bukan berarti tidak mungkin.

Meskipun tidak selalu efektif, operasi saraf tulang belakang tetap berpotensi memulihkan berbagai fungsi tubuh yang dikendalikan saraf L5-S1.

Ada pula metode lain yang cukup menjanjikan selain operasi, yakni konsumsi sildenafil (obat kuat) dan terapi penyeimbang hormon. Namun, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi produk yang dapat memengaruhi fungsi seksual.

Apa pun cara yang Anda pilih, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu penyebabnya. Penurunan gairah seksual yang Anda alami bisa saja disebabkan oleh saraf terjepit. Namun, ada faktor lain seperti usia, stres, dan ketidakseimbangan hormon yang patut dipertimbangkan.

Baca Juga:

Sumber

Spinal Cord and Spinal Nerve Roots. https://www.spine-health.com/conditions/spine-anatomy/spinal-cord-and-spinal-nerve-roots Diakses pada 10 Oktober 2019.

Akbaş, N., Dalbayrak, S., Külcü, D., Yılmaz, M., Yılmaz, T. and Naderi, S. (2010). Assessment of sexual dysfunction before and after surgery for lumbar disc herniation. Journal of Neurosurgery: Spine, 13(5), pp.581-586.

Siddiqui, M., Peng, B., Shanmugam, N., Yeo, W., Fook-Chong, S., Li Tat, J., Guo, C., Tan, S. and Yue, W. (2012). Erectile Dysfunction in Young Surgically Treated Patients With Lumbar Spine Disease. Spine, 37(9), pp.797-801.

Akca, N., Ozdemir, B., Kanat, A., Batcik, O. E., Yazar, U., & Zorba, O. U. (2014). Describing a new syndrome in L5-S1 disc herniation: Sexual and sphincter dysfunction without pain and muscle weakness. J Craniovertebr Junction Spine, 5(4), 146–150. doi:10.4103/0974-8237.147076.

Erectile Dysfunction in Men with Low Back Pain. https://www.healthcentral.com/article/erectile-dysfunction-in-men-with-low-back-pain Diakses pada 10 Oktober 2019.

Erection Ejaculation: How It Occurs. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10036-erection-ejaculation-how-it-occurs Diakses pada 10 Oktober 2019.

Neural regulation of sexual function in men. https://www.wjgnet.com/2219-2816/full/v2/i3/32.htm Diakses pada 10 Oktober 2019.

Let’s block ads! (Why?)