Dinkes Tulungagung Bersama Kemenkes RI Edukasi Pembuatan dan Penggunaan Jamu Tradisional – PETISI
By: Date: 27 Juni 2022 Categories: healthy tips,herbal,obat alami,obat tradisional,terapi,Tips Sehat

TULUNGAGUNG, PETISI.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung bersama Kementerian Kesehatan RI dan Komisi IX DPR RI melakukan edukasi untuk cara pembuatan dan penggunaan jamu yang aman bermutu dan bermanfaat.

Kegiatan tersebut dalam upaya melestarikan salah satu warisan budaya nenek moyang Indonesia, yaitu berupa ramuan herbal khas nusantara yang bernama jamu.

Jamu ramuan sederhana itu memiliki banyak khasiat. Selain harganya pun relatif terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah juga dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional secara turun temurun.

Kasi Perbekalan dan Farmasi Dinkes Tulungagung, Masduki menjelaskan, kegiatan edukasi pembuatan dan penggunaan jamu agar aman bermutu dan bermanfaat tersebut diikuti ratusan peserta yang diselenggarakan di lotus garden Desa Ketanon Kecamatan Kedungwaru pada Sabtu 25 Juni 2022.

“Jadi pada Sabtu 25 Juni 2022, kita yaitu Dinkes Tulungagung bersama Kementerian Kesehatan RI dan Komisi IX DPR RI melakukan kegiatan edukasi, bagaimana cara pembuatan dan penggunaan jamu yang aman bermutu dan bermanfaat,” tutur Masduki, Senin (27/6/2022) siang.

Menurutnya, penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung berabad-abad lamanya, jauh sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan, dan tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan pengobatan herbal tradisional khas nusantara ini pertama kali diperkenalkan.

Namun, Lanjut Masduki, penggunaan jamu tercermin pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep tanaman obat yang ditulis dari tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali.

Jamu sendiri merupakan pengobatan khas Indonesia yang diyakini hampir tidak memiliki efek samping. Selain itu kekhasan jamu berasal dari bahan-bahan yang juga tumbuh-tumbuhan asli Indonesia. Namun kekhasan ini semakin terancam karena beberapa bahan baku jamu Indonesia telah diincar asing untuk dipatenkan.

“Terang saja, ini akan mematikan pengobatan khas Indonesia jika tidak dilindungi segera,” jelasnya.

Lanjutnya, Pamor jamu seakan semakin terpinggirkan dengan masuknya obat modern. Pengobatan alamiah untuk kesehatan yang memiliki nilai sosio-kultural ini seakan semakin terasing di negeri sendiri.

Oleh karena itu, Pemerintah terus melakukan upaya-upaya untuk mengangkat jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri yakni dengan peluncuran gerakan Bude Jamu (Bugar Dengan Minum Jamu).

Bude Jamu merupakan suatu gerakan mempromosikan Jamu agar tidak lagi sebagai stigma negatif yang dikenal masyarakat berupa bahan yang diproduksi secara sederhana dan pahit rasanya. Namun jamu yang dapat dinikmati semua kalangan dalam bentuk sediaan yang sangat praktis, enak, berkhasiat dan merupakan bagian dari gaya hidup.

“Mari kita bersama melestarikan, nguri-uri budaya minum jamu, dan kita jadikan jamu sebagi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negeri lain,” tandas Masduki. (par)