Impulsif: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll
By: Date: 20 Mei 2020 Categories: Informasi Kesehatan,Kesehatan Mental,Psikologi

Perilaku impulsif pada seseorang disebut-sebut dapat merusak hubungan, pribadi secara keseluruhan, kerugian keuangan, dan bahkan menyalahi aturan jika dibiarkan tidak terkendali! Apakah perilaku ini gangguan mental? Baca terus untuk mendapatkan informasi tentang definisi apa itu impulsif, gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini!

impulsif-doktersehat

Apa Itu Impulsif?

Impulsif adalah tindakan tanpa memandang ke depan yang kurang dipahami, diungkapkan secara dini, berisiko tidak perlu, dan tidak sesuai dengan kondisi. Gangguan mental ini terkait dengan hasil yang tidak diinginkan, bukan yang diinginkan

Jika seseorang mengidap borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang, kemungkinan dirinya berjuang mengelola perilaku impulsif. Mulai dari membuat keputusan tergesa-gesa hingga berkelahi, gangguan mental ini bisa membahayakan diri sendiri dan orang-orang lain.

Dalam istilah psikologis, perilaku ini secara inheren tidak pantas baik dalam hal skala atau risiko potensial. Pengidap BPD lebih kecil kemungkinannya dalam memperhitungkan konsekuensi potensial dan biasanya akan berubah menjadi perilaku yang merugikan diri sendiri (seperti makan berlebihan atau minum berlebihan) sebagai cara untuk mengatasinya.

Gejala Impulsif

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) atau Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, perilaku impulsif adalah ciri khas dari BPD.

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala impulsif:

  • Pemarah
  • Tidak dapat diprediksi
  • Tidak stabil
  • Ruam

Gejala tersebut merupakan fakta ketidakstabilan yang paling menggambarkan BPD sebagai gangguan. Ciri khas pengidap BPD mengalami gejala berikut:

  • Perilaku tidak stabil
  • Emosi tidak stabil
  • Hubungan yang tidak stabil

Perilaku impulsif juga sering disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Gelisah
  • Cemas
  • Hiperaktif
  • Kurang perhatian
  • Masalah dalam melakukan aktivitas yang tenang
  • Masalah dengan fungsi eksekutif
  • Berbicara berlebihan

Kapan Waktu yang Tepat Mendapatkan Bantuan?

Jika Anda atau orang terdekat memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera hubungi nomor darurat untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari penasihat terlatih, misalnya psikolog.

Baca Juga: Kesehatan Mental: Pengaruh Psikis, Gejala, Diagnosis, & Pengobatan

Penyebab Impulsif

Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan perilaku impulsif dalam BPD. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang memiliki gangguan mental ini, di antaranya:

1. Faktor Psikologi

Ada beberapa bukti bahwa pengidap BPD dipicu oleh gangguan post-traumatic stress disorder (PTSD) atau stres pasca-trauma, terutama jika trauma terjadi pada masa kanak-kanak.

2. Faktor Genetika

Penelitian tentang perilaku pada orang kembar menunjukkan bahwa genetika mungkin memainkan peran lebih besar dalam BPD daripada yang dibayangkan. Diyakini bahwa kesalahan genetik pada kromosom 9 dapat dikaitkan dengan karakteristik BPD, termasuk yang diwariskan sebagian dari perilaku impulsif.

Mutasi genetik seperti ini dapat mengubah produksi serotonin dan dopamin (hormon bahagia) yang normal, neurotransmiter yang terkait dengan mood atau suasana hati dan kesadaran. Menurut penelitian dari Vanderbilt University, bagi pengidap BPD, perilaku impulsif mungkin juga terkait erat dengan reseptor dopamin pada otak itu sendiri.

Jika reseptor-reseptor terganggu, khususnya pada lobus frontal otak tempat di mana untuk pengambilan keputusan yang logis, seseorang mungkin kurang memiliki kapasitas memikirkan segala sesuatunya sebelum bertindak.

Reseptor yang salah dapat menjelaskan mengapa pengidap BPD sering memiliki perasaan hampa dan sifat membenci diri sendiri dari depresi. Tanpa penanganan untuk secara efektif menerima dan mengirimkan sinyal dopamin, seseorang kurang mampu mengontrol diri atau mempertahankan rasa ketenteraman secara emosional.

Diagnosis Impulsif

Saat ini tidak ada tes tunggal yang dapat memastikan apakah perilaku impulsif adalah hasil dari BPD atau kondisi lainnya. Jika seseorang diduga BPD, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan psikologis untuk menentukan apakah tubuh menimbulkan gejala secara konsisten dengan BPD seperti yang dijelaskan dalam DSM-5.

Guna membantu pemeriksaaan psikologis, seseorang harus memenuhi dua kriteria diagnostik utama untuk sifat impulsif:

  • Gangguan fungsi kepribadian. Baik dalam hal citra diri yang buruk dan kritik diri atau ketidakstabilan tujuan, harapan, nilai-nilai, atau rencana karir.
  • Gangguan fungsi interpersonal. Baik dalam hal kurangnya empati (karena sikap negatif dan hipersensitivitas) atau ketidakmampuan mempertahankan keintiman (karena ketidakpercayaan, kebutuhan, atau takut ditinggalkan).

Kedua kriteria tersebut harus dipenuhi untuk bisa didiagnosis dengan BPD. Cara ini adalah proses yang tergolong rumit karena membutuhkan keahlian klinis dan rentan terhadap kesalahan diagnosis. Guna menghindari hal ini, semua penyebab lainnya yang mungkin harus diselidiki dan dikecualikan, baik secara psikologis dan fisik.

Cara Mengatasi impulsif

Perilaku ini bisa menjadi parah dan melekat, gejalanya seringkali berhasil diobati. Ada banyak perawatan untuk BPD memiliki komponen yang secara khusus menargetkan impulsif.

Berikut ini beberapa cara mengatasi impulsif:

1. Psikoterapi

Dialectical behavior therapy (DBT) atau terapi perilaku dialektik secara khusus membangun keterampilan yang mengurangi sifat impulsif dan meningkatkan kemampuan untuk berpikir sebelum bertindak. Dengan perawatan untuk menangani emosi yang kuat, pengidap BPD lebih siap untuk menghadapi situasi tanpa pertentangan.

Perhatian yang penuh, keterampilan yang diajarkan dalam DBT dapat mendorong seseorang untuk tetap pada saat ini. Kondisi ini dapat membantu untuk tetap lebih sadar akan tindakan sehingga meluangkan waktu untuk mempertimbangkan konsekuensinya.

Menjalani cara ini dapat membantu seseorang meluangkan waktu untuk memikirkan pilihan, memberdayakan untuk membuat keputusan yang lebih rasional tentang bagaimana merespons peristiwa terhadap lingkungan. Meditasi perhatian penuh adalah bekal yang sering digunakan untuk mendukung pelatihan.

2. Obat-Obatan

Cara mengatasi impulsif bisa menggunakan obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) terkadang dikombinasikan dengan antipsikotik dosis rendah yang juga dapat membantu. Penggunaan obat ini cocok jika perilaku seseorang ekstrem dan berisiko bagi keselamatannya atau orang-orang di sekitarnya.

Selain obat tersebut, berikut sejumlah obat yang secara khusus dapat mengobati impulsif:

  • Antipsikotik atipikal: Abilify dapat mengurangi masalah interpersonal dan sifat impulsif.
  • Stabilisator suasana hati: Lamictal dapat membantu mengurangi impulsif dan kemarahan, sementara Topamax dapat memperbaiki impulsif, kemarahan, dan kecemasan.

Pencegahan Perilaku Impulsif

Salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan perilaku impulsif adalah dengan menghilangkan efek positif jangka pendeknya. Segera setelah terlibat dalam perilaku ini, segera lakukan analisis berantai untuk menghubungkan dengan apa seseorang terlibat dalam perilaku ini sejak awal.

Dalam analisis berantai, Anda dapat mencoba menghubungkan semua kaitan antara perilaku dan konsekuensinya.

  1. Salters, Kristalyn. 2020. What Is Impulsivity?. https://www.verywellmind.com/impulsive-behavior-and-bpd-425483. (Diakses pada 20 Mei 2020).
  2. Stöppler, Melissa C. Tanpa Tahun. Impulsivity: Symptoms & Signs. https://www.medicinenet.com/impulsivity/symptoms.htm. (Diakses pada 20 Mei 2020).
  3. Tull, Matthew. 2020. Managing Impulsive Behaviors Associated With PTSD. https://www.verywellmind.com/managing-impulsive-behaviors-2797608. (Diakses pada 20 Mei 2020).

DokterSehat | © 2020 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi

Let’s block ads! (Why?)