Kejadian Luar Biasa Campak Terjadi pada Sebagian Besar Anak-anak yang tidak Diimunisasi – Madurapers
By: Date: 29 Januari 2023 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta – Sampai dengan hari ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di 12 provinsi, Minggu (29/1/2023).

KLB ditetapkan apabila suatu daerah terdapat minimal dua kasus campak yang terkonfirmasi dengan pemeriksaan serologi antibodi campak yang positif dan berkaitan dengan epidemiologi.

Melansir dari laman Universitas Indonesia (UI), campak yang telah ditetapkan ini berkaitan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi yang menurun drastis selama masa pandemi Covid-19.

Penjelasan itu dipaparkan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia—Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI—RSCM), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc., KLB, yang dirilis di laman Universitas Indonesia (UI), Kamis (26/1/2023).

“Hal ini diakibatkan kekhawatiran orang tua membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19. Selain itu, beberapa fasilitas kesehatan penyedia layanan vaksinasi juga dibatasi aktivitasnya di awal masa pandemi,” ujar dr. Karyanti.

Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak, dr. Karyanti yang juga merupakan Anggota Komite Ahli Verifikasi Nasional Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) menambahkan, diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%.

Sebelumnya, menurut data Kemenkes RI (2022), pada tahun 2020 dan 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap anak hanya mencapai 84%.

Dari data tersebut memperlihatkan, kejadian luar biasa campak yang terjadi pada anak-anak yang sebagian besar tidak pernah diimunisasi.

“Imunisasi dengan vaksin campak merupakan cara pencegahan terbaik dari penyakit campak. Cakupan imunisasi yang tinggi bukan hanya melindungi individu yang mendapatkan vaksin tersebut, tetapi juga dapat melindungi orang di sekitarnya sehingga terbentuk hard-immunity,” dr. Karyanti.

Lebih lanjut, “Imunisasi campak merupakan bagian dari program imunisasi pemerintah dengan menggunakan vaksin campak rubela atau measles rubella (MR) yang dapat diberikan pada anak mulai usia 9 bulan,” katanya

“Pada seseorang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi campak lalu terpapar penyakit campak, pemberian vaksin campak dalam 72 jam setelah terpapar dapat mencegah terjadinya penyakit campak,” kata dokter ini.

Lebih lanjut dr. Karyanti menyampaikan, penyakit campak paling sering ditemukan pada bayi usia di bawah satu tahun, remaja, dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi campak secara adekuat.

Selain itu, seseorang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh (imunokompromais) akibat penyakit kronik atau pengobatan yang menekan daya tahan tubuh (steroid jangka panjang, kemoterapi, atau immunoglobulin) juga akan rentan terhadap penyakit campak.

“Penularan campak terjadi melalui airborne atau udara dari seseorang yang terkena penyakit campak dari empat hari sebelum gejala hingga empat hari setelah munculnya ruam,” ujar dr. Karyanti

Lebih lanjut, kata dia, “Seseorang dapat mengalami campak karena belum terlindungi oleh antibodi terhadap campak yang bisa didapatkan dari imunisasi.”

Sindrom polikistik ovarium (polycystic ovarian syndrome, PCOS) adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur

Sumenep – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa…

Jakarta – Laju vaksinasi di berbagai daerah Jawa-Bali mengalami peningkatan, termasuk pemberian suntikan dosis ketiga…

Sumenep – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, hadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Bagraf Health Clinic…

Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan…

Jakarta – Pemerintah berencana merubah status pandemi COVID-19 menjadi endemi direspon oleh pelbagai pihak. Salah…