WHO Terbitkan Pedoman Pengobatan Covid-19 Terbaru, Molnupiravir Masuk Daftar atau Tidak? – Tribunnews.com
By: Date: 16 Januari 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,healthy tips,Info Sehat,Informasi Kesehatan,kesehatan,Kesehatan Umum,Tips Sehat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Organisasi kesehatan dunia atau WHO baru saja menerbitkan pedoman pengobatan Covid-19 pada 14 Januari 2022/.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, aturan baru ini tentu berdasar bukti ilmiah terbaru.

Baca juga: Indonesia Produksi Obat Covid-19 Molnupiravir Mulai April 2022

Baca juga: WHO Setujui Penggunaan Dua Obat Baru untuk COVID-19

Berikut tiga rekomendasi terbaru:

1. Menggunakan obat baricitinib pada pasien Covid-19 berat dan kritis, sebagai alternatif dari “interleukin-6 (IL-6) receptor blockers”, dalam kombinasi dengan kortikosteroid.

2. Rekomendasi kondisional (conditional recommendation) untuk tidak menggunakan ruxolitinib dan tofacitinib untuk pasien Covid-19 berat dan kritis.

Ilustrasi obat - BPOM menarik obat lambung Ranitidin karena berpotensi memicu kanker.
Ilustrasi obat – hellosehat.com)

3. Rekomendasi kondisional (conditional recommendation) untuk menggunakan obat sotrovimab pada pasien tidak berat tetapi punya risiko besar untuk masuk rumah sakit.

Dalam pedoman pengobatan terbaru WHO versi kemarin 14 Januari 2022 juga dituliskan analisa tentang obat oral baru, yaitu molnupiravir dan nirmatrelvir/ritonavir

Kedua obat ini masuk dalam kelompok what is coming next, dimana disebutkan WHO masih terus mengumpulkan data ilmiah untuk analisa selanjutnya.

Obat ini sudah disejujui digunakan oleh berbagai negara di dunia, khususnya untuk pasien gejala ringan atau kasus-kasus awal.

Obat minum Molnupiravir untuk pengobatan Corona
Obat minum Molnupiravir untuk pengobatan Corona (Richard Susilo)

“Kita tunggu saja perkembangannya dalam dalam pedoman edisi WHO selanjutnya,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, (15/1/2022).

Dalam pedoman pengobatan WHO edisi sebelumnya ada beberapa rekomendasi yang sudah dikeluarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *