Apakah Vaksin Buatan China Efektif Melawan Varian Delta? | merdeka.com – Merdeka.com
By: Date: 30 Juni 2021 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Merdeka.com – Sejumlah negara mulai dari China sampai Indonesia dan Brasil sangat bergantung pada vaksin China untuk melindungi warganya dari Covid-19. Namun ada kekhawatiran yang berkembang apakah vaksin tersebut memberikan perlindungan yang cukup terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan disebut lebih menular daripada varian lainnya.

Berikut pandangan dari pakar kesehatan China terkait efektivitas vaksin buatan dalam negeri mereka terhadap varian Delta, yang kini menjadi varian dominan secara global, dan langkah-langkah pencegahan virus yang diambil China.

Apakah vaksin China ampuh melawan Delta?

China belum memberikan hasil efektivitas vaksin terhadap varian tersebut berdasarkan data skala besar dalam uji klinis atau penggunaan di dunia nyata, atau memberikan informasi terperinci dari uji laboratorium, tetapi para ahli China mendesak orang untuk divaksinasi sesegera mungkin.

Kurangnya data rinci kemanjuran vaksin China terhadap varian Delta menghambat peer-review oleh para pakar asing. Demikian dikutip dari Al Arabiya, Rabu (30/6).

Para peneliti menemukan, vaksin China sedikit efektif dalam mengurangi risiko kasus bergejala dan parah yang disebabkan varian Delta. Hal ini disampaikan Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi yang membantu membentuk tim tanggap Covid-19 China.

Dia mengatakan suntikan booster mengikuti dua rejimen berbasis dosis dapat dengan cepat menimbulkan reaksi antibodi yang lebih kuat dan lebih tahan lama terhadap Delta. Namun, dia tidak memberikan data rinci.

Pekan lalu, mantan Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Feng Zijian, menyampaikan antibodi yang dipicu oleh dua vaksin China kurang efektif melawan Delta dibandingkan dengan varian lainnya.

Feng tidak memberikan rincian termasuk nama kedua vaksin tersebut.

Suntikan vaksin China masih bisa memberikan perlindungan, karena tidak satu pun dari mereka yang divaksinasi di provinsi Guangdong selatan mengalami geja;a parah, di mana kasus pertama varian Delta di China ditemukan. Semua kasus parah berasal dari orang yang tidak divaksinasi.

Jin Dong-Yan, seorang ahli virologi di Universitas Hong Kong, mengatakan komentar Feng saja tidak cukup untuk mendukung klaim vaksin China efektif terhadap kasus parah, karena diperlukan lebih banyak data.

Indonesia, yang telah melaporkan rekor kasus harian baru-baru ini karena lonjakan varian Delta, melihat ratusan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 meskipun divaksinasi dengan suntikan Sinovac, kata para pejabat awal bulan ini.

Namun, tidak segera jelas apakah tenaga kesehatan Indonesia terinfeksi varian Delta.

Ini didasarkan pada analisis infeksi di kota Guangzhou, dan Zhong mengatakan kepada Reuters, hasilnya masih awal dan ukuran sampelnya kecil.

Kepada Reuters, juru bicara Sinovac, Liu Peicheng mengatakan,hasil awal berdasarkan sampel darah dari mereka yang divaksinasi dengan vaksinnya menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetral terhadap Delta.