Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Kabupaten Sukoharjo sangat lekat dengan julukan Kota Jamu, hal tersebut tak terlepas dari banyaknya produsen jamu yang ada disana.
Bahkan di Sukoharjo, juga terdapat Pasar Jamu yang terletak di Kecamatan Nguter.
Baca juga: Kendala Pengembangan Jamu dan Obat Herbal di Indonesia, BPOM Singgung Masih Impornya Bahan Baku
Baca juga: Bukan Untung Malah Buntung,Driver Ojol di Sukoharjo Ini Dibui Usai Temukan HP Namun Tak Dikembalikan
Disana, tersedia berbagai macam rempah atau empon-empon bahan baku jamu.
Tak bisa dipungkiri jamu sendiri masih dipercaya masyarakat memiliki sejumlah khasiat seperti memperkuat daya tahan tubuh bahkan menyembuhkan penyakit.
Termasuk pada masa pandemi Covid-19 ini, jamu dipercaya sebagian masyarakat ampuh untuk menangkal virus itu.
Lantas, bagaimana penjelasannya? Apakah bisa jamu didorong sebagai obat untuk Covid-19?
Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PR BBO-OT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuli Widiyastuti, mengatakan terkait dengan jamu, pihaknya telah belajar dari pengalaman dua tahun lalu saat pandemi Covid-19.
“Kita belajar pengalaman dua tahun, untuk jamu itu pengembangannya lebih ke arah preventif,” kata dia, kepada TribunSolo.com, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Gudang Cat di Cemani Sukoharjo Ludes Terbakar : Saking Besarnya, Ada 12 Unit Damkar Dikerahkan
Baca juga: Meski Baim Wong Banjir Hujatan, Warga Sukoharjo Tetap Nekat Daftarkan HAKI Citayam Fashion Week
Dia menjelaskan, jamu bisa digunakan untuk meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan selama menderita Covid maupun mempercepat fungsi terapi standar Covid-19.
Yuli mengatakan hingga saat ini, obat modern yang digunakan untuk pengobatan virus masih terbilang sangat sedikit.
“Jadi peran obat tradisional maupun herbal yang ada di Indonesia justru di ranah yang lebih hulu, yakni menjaga masyarakat tetap sehat sehingga tidak terkena Covid,” terang Yuli.
(*)