Bocah Penderita Kanker Mata Harapkan Uluran Tangan Dermawan – Waspada Online
By: Date: 17 Februari 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,healthy tips,Info Sehat,Informasi Kesehatan,kesehatan,Kesehatan Umum,Tips Sehat

DELISERDANG, Waspada.co.id – Kondisi El Zidan Fadly sangat memprihatinkan, bocah 3 tahun ini mengidap kanker mata di kedua bola matanya.

Anak pasangan dari Faisal Fadly dan Silvina Yusuf Sagala sudah berupaya membawanya berobat, namun kondisi mata salah satu bayi kembar ini tak kunjung sembuh, mereka butuh uluran tangan para dermawan.

Silvina mengaku, mereka baru saja pulang dari RSUD dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan, Zidan dinyatakan mengalami kanker mata stadium akhir (empat).

Kondisi fisik Zidan semakin lemah, dan saat ini tak tak mampu menjalani kemoterapi atau pun operasi karena BPJS Kesehatannya tidak berlaku lagi. Oleh sebab itu, keluarga memilih melakukan perbaikan gizi terhadap Zidan sembari menunggu keajaiban.

“Setahun lalu anak saya mengalami sakit mata. Kelamaan matanya mulai membesar. Menurut dokternya, kanker mata Zidan sudah stadium akhir, jadi tidak mungkin dilakukan tindakan medis,” Kata Silvina saat diwawancarai di rumahnya Desa Klumpang, Dusun 4, Gang Mawar, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang, Kamis (17/2).

Ia menjelaskan, awalnya anaknya itu mengalami kanker mata bermula pada tanggal 20 Januari 2021. Saat itu bola mata Zidan yang dari hitam berubah menjadi bola mata kucing.

Mereka berinisiatif melakukan pengobatan herbal (alternatif). Empat bulan melakukan pengobatan alternatif, kondisi bola mata kucing Zidan kembali normal.

“Kami sempat melakukan pemeriksaan di rumah sakit khusus mata SMEC Jalan Iskandar Muda. Di situ anak saya divonis retinoblastoma. Tindakan yang diambil saat itu pengangkatan bola mata kanan supaya jangan menular ke sebelah kiri,” ungkapnya.

Ibu empat anak ini mengaku, selama pengobatan di alternatif, bola mata Zidan tak bertahan, sehingga bengkak dan tidak bertambah parah. Namun pada awal Januari 2022, Zidan tidak mau makan selama 10 hari sehingga fisikinya lemah.

“Karena sudah normal, kami tidak datang lagi berobat ke alternatif. Tapi dua bulan berhenti berobat, timbul warna putih di sebelah kiri. Lalu kami kembali berobat ke alernatif lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Silvina, Zidan dibawa RSU Royal Prima masuk ke ruang PICU sampai pada 14 Januari 2022. Selama 4 hari di ruang PICU, Zidan pun dikeluarkan dengan alasan penurunan kesadaran bukan dikarenakan benturan, sehingga tidak dilakukan pemantauan khusus.

“Alasan dokter penurunan kesadaran bukan karena benturan akibat kecelakaan. Karena penurunan kesadaran itu, Zidan harus diajak ngomong, digerak-gerakkan sama keluarga agar mungkin bisa meningkatkan kesadaran,” sebutnya.

Lalu, pada 16 Januari 2022, Zidan mulai sadar. Namun sampai tanggal 27 Januari 2022, rujukan ke RSUP H Adam Malik Medan tak dapat juga dengan alasan ruangan penuh.

Karena tak dapat ruangan di RSUP H Adam Malik, akhirnya tanggal 27 Januari itu juga mereka pulang dari RS Royal Prima. Saat itu, bola mata kiri Zidan mulai nimbul di bagian bawah.

Silvina mengatakan, dia pasrah begitu saja. Dia berusaha agar anaknya bisa sembuh, walau tak bisa disembuhkan, yang penting anaknya bisa tumbuh besar meskipun tanpa kedua bola matanya. “Saya masih berharap masih ada rumah sakit yang bisa menyembuhkan kanker mata Zidan,” pungkasnya. (wol/man/d1)

Editor: FACHRIL SYAHPUTRA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *