Bukan Varian Baru Corona, Ini Fakta-fakta Virus NeoCov – CNBC Indonesia
By: Date: 31 Januari 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta, CNBC Indonesia – Para peneliti di China kembali menemukan virus varian baru bernama Neoromicia Capensis atau NeoCov. Virus yang ditemukan pada kelelawar Afrika Selatan ini disebut mudah menular dan berisiko menimbulkan kematian.

Lalu, bagaimana penjelasan mengenai NeoCov ini dan seberapa mematikan virus ini bila dibandingkan dengan varian Covid lainnya? Berikut fakta-faktanya, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

Bukan Varian Baru Covid-19


Melalui laporan yang diterbitkan dalam jurnal BioRxiv, peneliti dari Universitas Wuhan dan Institut Biofisika Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan virus NeoCov bukan varian baru virus corona. Bahkan virus ini sudah ada sejak lama.

Virus NeoCov dikatakan berhubungan dengan wabah MERS-CoV pada tahun 2012 dan 2015. Ini juga dilaporkan mirip dengan SARS-CoV-2 atau virus corona yang kini tengah melanda dunia.

MERS-CoV sendiri merupakan virus yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi. Virus ini bersifat zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia, serta dapat ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.

“MERS-CoV telah diidentifikasi pada dromedari di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari Independent, Minggu (30/1/2022).

Sudah Menyebar di Puluhan Negara

WHO mengatakan 35% pasien yang terinfeksi MERS-CoV telah meninggal, meskipun kemungkinan juga karena kasus-kasus bawaan yang mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan yang ada.

“Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus sejak 2012, menyebabkan 858 kematian yang diketahui karena infeksi dan komplikasi terkait,” kata WHO.

Virus ini disebut-sebut dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Namun, WHO menegaskan bahwa viru NeoCov ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Masih Memerlukan Penelitian Lanjutan

Dalam penelitian yang diterbitkan minggu ini, para ilmuwan yang berbasis di Wuhan memperingatkan bahwa NeoCoV dapat menyebabkan masalah jika ditransfer dari kelelawar ke manusia.

Virus corona khusus ini tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, atau MERS-Cov. Meski NeoCov menunjukkan ada potensi ancaman menginfeksi manusia, tetapi tidak ada bukti sejauh ini atau tidak ada indikasi seberapa menular atau fatalnya.

“Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas,” kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada The Independent.

“(Studi) awal menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan NeoCoV sangat tidak efisien. Apa yang disoroti ini, bagaimanapun, adalah perlunya waspada tentang penyebaran infeksi virus corona dari hewan (terutama kelelawar) ke manusia. Ini adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan,” lanjutnya.

MERS sendiri tidak menular di antara manusia dengan sangat mudah. Manusia yang tertular umumnya terpapar dari kontak dekat dengan hewan infeksius. Meski virus dalam bentuk alami tidak menginfeksi manusia, para peneliti tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai virus baru tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

(tfa/tfa)