CEK FAKTA: Hoaks Tulisan Najwa Shihab Mengomentari Soal Covid-19 – ayobandung.com
By: Date: 20 Juni 2021 Categories: Cek.Fakta,fakta,Hoax

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Beredar pesan berantai di Whatsapp Group (WAG) mengenai situasi terkini Covid-19. Tulisan panjang itu mengatasnamakan wartawan senior ternama, yakni Najwa Shihab. Disebutkan, jika masyarakat dibodoh-bodohi oleh sistem.

Berikut narasi pada pesan beranai tersebut:

.‼️

MENURUT NAJWA SIHAB:

SOAL COVID-19 KINI:
KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN, KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM.

Rapid tes itu cek darah, sedangkan Covid-19 tidak masuk ke DARAH

Rapid tes itu cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.

Jika antibodi muncul /reaktif dianggap ada virus atau bakteri dan tidak tahu itu Virus atau Bakteri apa langsung vonis hasilnya POSITIF.

Orang FLU kalau ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.

Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA. Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.

PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi tidak bisa menunjukan itu virus apa dan juga tidak bisa membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.
Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifikasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.

Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.
Kalau penyebabnya dikarena terlalu banyak bermacam² virus yang ada didalam tubuh sehingga antibodi kalah dan tidak mampu mengalahkan virus yang terlalu banyak dan bermacam² itu adalah benar.

Jika ada ribuan yang meninggal itu menunjukkan sebelum adanya covid-19 banyak ribuan orang sudah terjangkit virus lain.
Sehingga ketika kena covid kondisi tubuh semakin parah antibodi yang ada didalam tubuh tidak sanggup melawan dan mengatasi lagi.

Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, dilihat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.

Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.

Semisal contoh kasus pertama beberapa hari yang lalu ada orang waktu malam tubuhnya panas, deman, batuk², muntah², sesak nafas dan besoknya meninggal Ternyata orang ini kena typus.

Contoh kasus kedua, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis  jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.

Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras  lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.

Semoga kita semua semakin paham tentang Covid-19 ini. Dan mindset / pola pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.

Karena itu…..
#tetaplah tenang
#tetaplah semangat
#tetaplah enjoy
#jangan panik
#jangan emosi
#jangan susah

Blokir semua postingan postingan gambar/berita yang negatif dan menakutkan segera hapus, selalu berpikir positif, selalu bersyukur, perbanyak doa, semoga kita semua senantisa di berikan keselamatan didunia dan diahirat Aamiin.

 sumber : Najwa Shihab ( AFS-er !!!)

 

Mirisnya, pesan berantai ini telah cukup ramai dibagikan, baik ke WAG maupun jalur pridari. Benarkah Najwa Shihab mengatakan demikian?

Pemeriksaan Fakta

Pertama, Najwa Shihab pernah membantah tulisan itu di akun instagram @najwashihab yang bercentang biru dan terverifikasi. Dalam Instagram stories-nya, yang diunggah 6 Januari 2021, ia tegas bahwa ia tak pernah membuat tulisan itu.

“Beredar info di WAG yang mengatasnamakan saya. Itu tidak benar, saya tidak pernah membuat tulisan ini,” ujar Najwa.

R.A. Adaninggar, SpPD. selaku edukator hoaks Covid-19 membantah semua klaim dalam postingan yang mengatasnamakan Najwa Shihab tersebut.

“Tidak benar kalau Covid-19 tidak masuk ke darah. Beberapa bukti jurnal sudah dipublikasikan kalau Covid-19 masuk ke darah kita,” ujar Adaninggar, sebagaimana dilansir salah satu media nasional.

Salah satu jurnal sebagai bantahan postingan itu adalah jurnal berjudul “Deteksi novel coronavirus (SARS-CoV-2) RNA dalam spesimen darah perifer”. Jurnal ini terbit pada 2 November 2020.

Inti dari jurnal itu adalah fdalam beberapa situasi, seperti pasien dalam kondisi koma, pengambilan sampel orofaring atau nasofaring (pernapasan) tidak disarankan, dan dengan demikian pengambilan sampel darah bisa menjadi alternatif. Selain itu, tes darah bisa memiliki lebih sedikit bahaya bagi staf rumah sakit yang melakukan pengambilan sampel dengan swap pernapasan.

Sementara RNA SARS-CoV-2 telah diidentifikasi dalam serum atau plasma pasien yang terinfeksi, tidak ada bukti yang menunjukkan kemungkinan penularan SARS-CoV-2 melalui transfusi darah.

Tak hanya itu, mengenai rapid test antibodi reaktif dianggap ada virus atau bakteri dan dianggap positif juga merupakan misinformasi dalam postingan tersebut.

“Rapid test antibodi memang memeriksa antibodi yang terbentuk di dalam tubuh manusia sebagai wujud respons tubuh terhadap infeksi. Antibodi yang terbentuk bersifat sangat spesifik tergantung infeksi kuman yang menyerang,” katanya.

“Hasil reaktif antibodi tidak pernah dianggap positif. Ini adalah suatu misinterpretasi di masyarakat akibat kurang pengetahuan yang akhirnya mengakibatkan stigma,” sambungnya.

dr. Adaninggar juga menuturkan bahwa klaim yang menyebut orang flu kalau dirapid test akan positif, pada dasarnya itu tidak akan selalu terjadi.

Ia menyebut virus yang bisa menyebabkan hasil reaktif palsu pada pemeriksaan antibodi covid adalah infeksi oleh virus corona jenis lain dan virus dengue. Sehingga jika flunya disebabkan coronavirus jenis lain maka terdeteksi.

Sedangkan jika penyebab flu adalah virus influenza atau bakteri, maka tidak akan bereaksi silang dengan antibodi covid karena struktur virus dan bakteri sangat berbeda.

Ia juga membantah klaim yang menyebut PCR hanya bisa mendeteksi ada tidaknya virus tapi tidak bisa membedakan virus apa.

“PCR betul bisa mendeteksi materi genetik virus tapi tidak bisa melihat apakah virus masih aktif atau tidak. Namun PCR didesain dengan sangat spesifik. Pemeriksaannya menggunakan reagen cetakan primer gen dari virus/bakteri yang akan diperiksa.”

“Jadi bila akan memeriksa virus SARS CoV2 ya yang digunakan adalah cetakan gen SARS CoV, demikian juga kalau mau memeriksa TBC/virus yang lain, digunakan cetakan gen masing-masing. Jadi sangat spesifik. Bila hasil positif, ya 99-100 persen memang didapatkan gen SARS CoV2 sesuai primer gen yang dipakai,” ujarnya.

Terkait klaim yang menyebut tidak ada yang meninggal dunia murni karena covid-19 adalah tidak benar. Dalam penelitian otopsi di luar negeri banyak bukti bahwa seseorang meninggal dunia murni karena Covid-19, hal ini bisa dilihat pada tanda-tanda khas yang tidak ditemukan pada infeksi lain.

Kesimpulan

Narasi tulisan mengenai Covid-19 yang mengatasnamakan Najwa Shihab adalah hoaks. Selain itu, isi dari narasi itupun adalah bohong, berdasarkan pernyataan RA Adaninggar, SpPD selaku edukator hoaks Covid-19 disertai bukti jurnal Internasional yang telah dipublikasikan.

Sumber hoaksPesan berantai di Whatsapp

Link counter hoaks

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4450382/cek-fakta-hoaks-tulisan-najwa-shihab-soal-covid-19

https://translational-medicine.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12967-020-02589-1#Tab1

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7538370/ [*]