Jakarta (ANTARA) – Pakar dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Hasanuddin dr Amelia Setiawati Soebyanto, Sp.DV tak menyarankan penggunaan bedak untuk mengeringkan keringat pada tubuh kendati ini sebenarnya bisa membantu.
“Jangan dikasih bedak kalau bisa. Dikasih bedak sebenarnya bisa lebih kering tetapi yang ada jadi bubur setelahnya, media buat jamur tubuh,” ujar dia di Jakarta, Rabu.
“Kalau keringat banyak bawa baju ganti. Jangan dibiarkan kering sendiri, keringat itu harus dikeringkan. Setelah itu ganti baju. Itu akan lebih baik dibandingkan pakai bedak,” tutur dia yang kini berpraktik di Klinik Pramudia itu.
Kemudian, terkait mandi yang disarankan, baik mereka dengan keringat berlebihan maupun orang-orang pada umumnya sebaiknya mandi dua kali sehari dengan durasi maksimal 10 menit, menggunakan sabun yang lembut.
Menurut Amelia, mandi yang terlalu lama atau lebih sering khususnya saat usia lanjut akan membuat kulit lebih kering karena setiap kali mandi ada air dari tubuh yang terbuang.
Baca juga: Pakar sarankan pemakaian deodoran pada malam
Amelia berpendapat, penerapan gaya hidup sehat termasuk pola makan sehat dan rutin melakukan latihan fisik akan membantu mengatasi keringat berlebih ini.
Kemudian, berbicara penyakit tiroid, menurut Kementerian Kesehatan, selain keringat berlebihan, masalah kesehatan ini juga ditandai gejala seperti kenaikan atau perubahan berat badan, kulit terasa kering dan tidak nyaman, rambut kering, rapuh dan rontok, kemudian kuku rapuh dan mengelupas serta mata perih, kering dan seperti ada pasir.
Baca juga: Alasan harus segera bersihkan keringat usai berolahraga
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2023