Gastrodia bambu, Anggrek Hantu yang Ditemukan di Jawa dan Vietnam – darilaut.id
By: Date: 1 Juni 2021 Categories: Sains

Darilaut – Spesies anggrek hantu dengan nama ilmiah Gastrodia bambu bukan hanya endemik di Pulau Jawa. Tumbuhan unik yang tumbuh di habitat rumpun bambu ini juga ditemukan di Vietnam.

Pada 2017, Peneliti Pusat Penelitian Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Destario Metusala, telah mempublikasikan spesies baru anggrek hantu Gastrodia dari Pulau Jawa yang diberi nama Gastrodia bambu.

Dalam dunia anggrek, genus Gastrodia spp. seringkali dikelompokkan ke dalam golongan “anggrek hantu”. Hal tersebut disebabkan oleh daur hidup alaminya yang unik.

Sosok anggrek ini dapat terlihat secara kasat mata hanya pada fase berbunga saja. Selebihnya, sebagian besar daur hidupnya, yaitu dalam bentuk rhizom bersembunyi di dalam tanah.

Anggrek genus Gastrodia tidak memiliki klorofil dan organ fotosintetik seperti daun, sehingga proses metabolisme pertumbuhannya sangat bergantung dari simbiosis dengan jamur mikroskopik mikorhiza.

Menurut Destario anggrek ini mustahil dapat ditemukan di alam jika tidak dalam kondisi berbunga. Periode berbunga pun tergolong sangat jarang.

Untuk setiap individu rhizom dewasa yaitu hanya 1 atau 2 kali dalam setahun. Itupun hanya mekar selama sekitar 1 minggu.

Oleh karena itu, kata Destario, butuh keberuntungan besar untuk dapat berjumpa dengan anggrek ini di habitat alaminya.

Adapun nama epithet “bambu” diberikan sebagai petunjuk bahwa seluruh individu anggrek yang ditemukan selalu berasosiasi dengan habitat rumpun bambu.

Rumpun bambu sebagai habitat alami anggrek hantu, Gastrodia bambu. FOTO: DARILAUT.ID

Ketika mempublikasikan hasil penelitian tersebut, Destario mencatat spesies ini diduga endemik Pulau Jawa. Hal ini karena catatan rekaman yang ditemukan selama penelitian hanya ada di dua lokasi saja, yaitu Yogyakarta dan Jawa Barat.

Setahun kemudian, pada 2018, peneliti asal Rusia, Leonid Averyanof juga mempublikasikan spesies baru anggrek hantu Gastrodia khangii berbunga kecoklatan dari hutan Provinsi Son-La, Vietnam. Spesies ini diduga endemik dan terbatas di Vietnam.

Destario kemudian melakukan penelitian mengenai rekaman baru keberadaan anggrek hantu di Vietnam.

Hasil observasi mendalam dengan membandingkan spesies Gastrodia di Jawa dan Vietnam menunjukkan bahwa keduanya merupakan satu taksa yang sama. Walaupun populasinya terpisah jarak geografis yang sangat berjauhan.

“Ciri morfologi organ vegetatif rhizom dan bunganya memiliki tingkat similiaritas yang sangat tinggi. Oleh karenanya, nama spesies Gastrodia khangii diusulkan untuk direduksi ke dalam sinonim dari taksa Gastrodia bambu sebagai nama ilmiah yang diterima (accepted), mengingat nama Gastrodia bambu telah dipublikasikan lebih awal,” kata Destario, peraih penghargaan Peneliti Muda Terbaik Bidang Ilmu Hayati LIPI pada 2012.

Destario mengatakan anggrek hantu Gastrodia bambu kini bukan lagi sebagai spesies endemik Pulau Jawa karena populasi alaminya ditemukan pula di Vietnam.

Uniknya, populasi Gastrodia bambu di Vietnam juga hanya ditemukan di habitat rumpun bambu seperti halnya populasi di Jawa.

Ada dugaan pula bahwa Gastrodia bambu juga mungkin tersebar alami di sepanjang jalur geografis antara Jawa dan Vietnam (Sumatera, Peninsula Malaysia, hingga Thailand).

Hanya saja, karena daur hidupnya yang unik, maka bukti keberadaan spesies ini di kawasan tersebut sangat sulit ditemukan oleh para peneliti sekalipun.

“Kesimpulan penelitian ini pun disetujui oleh Professor Leonid Averyanof dalam komunikasi pribadi. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal global Phytotaxa pada 2020, di masa pandemi,” kata Destario.