Hari Kanker Sedunia Jadi Momentum untuk Tutup Segala Kesenjangan dalam Perawatan | merdeka.com – Merdeka.com
By: Date: 4 Februari 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,healthy tips,Info Sehat,Informasi Kesehatan,kesehatan,Kesehatan Umum,Tips Sehat

Menurut dr. Herwindo P. Brahmantyo, SpPD, hambatan lain dalam perawatan pasien kanker (atau yang diduga menderita kanker) adalah kurangnya dukungan sosial, masalah asuransi/keuangan, transportasi, dan masalah dengan komunikasi perawatan kesehatan. Hambatan-hambatan ini dapat memengaruhi proses dan hasil perawatan kanker, seperti kepatuhan pasien, hubungan dokter-pasien, dan perawatan yang tepat waktu.

“Peran keluarga, masyarakat, dan pembuat kebijakan sangat penting dalam membentuk sistem dukungan yang memadai dari segala aspek agar pasien kanker mendapatkan perawatan yang paripurna hingga tuntas, serta memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” jelas dr. Herwindo.

“Mulai dari kebijakan asuransi JKN yang mencakup semua hal yang dibutuhkan dalam diagnosis dan tata laksana yang menyeluruh; termasuk menyediakan fasilitas yang cukup sehingga antrean diagnostik dan terapi tidak terlalu panjang; sarana transportasi yang mudah dan murah, infrastruktur yang mempermudah akses ke fasilitas kesehatan, serta kebijakan dukungan waktu dan ekonomi bagi pasien serta keluarga selama mereka menjalani rangkaian perawatan kanker,” sambungnya.

dr. Nina Nur Arifah, SpPD dari RSUD Syaiful Anwar menjelaskan bahwa di dalam sebuah sistem rumah sakit, perawatan kanker perlu dilakukan secara kolaboratif dan multidisplin, mulai dari segi perawatan medis, bedah, kegawatdaruratan, nutrisi, rehabilitasi, serta pendampingan psikologi. Manajemen kolaboratif kanker merupakan salah satu upaya di sisi layanan kesehatan dengan harapan pasien kanker segera mendapatkan keputusan diagnosis dan terapi yang tepat dan cepat, dirawat secara optimal dan paripurna, dengan masa perawatan di rumah sakit yang lebih singkat.

“Idealnya hal ini perlu dioptimalkan untuk segala kondisi kanker, mulai dari stadium awal hingga stadium lanjut, di mana keluarga atau caregiver perlu didampingi dan dibekali pengetahuan yang cukup dalam merawat pasien dengan baik dan benar (terutama di rumah) hingga akhirnya pasien dapat meninggal dengan bermartabat,” terang dr. Nina.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa tenaga kesehatan juga perlu berbenah dengan menghapus stigma serta diskriminasi terhadap pasien kanker dan keluarganya. Selain itu, penting bagi nakes agar mau lebih mendengarkan dan menggunakan hati sehingga mampu memperbaiki perilaku serta diksi ketika berkomunikasi agar pasien kanker beserta keluarga/caregiver merasa nyaman dalam menjalani rangkaian proses diagnostik dan terapi kanker.

3 dari 3 halaman

hari kanker sedunia jadi momentum untuk tutup segala kesenjangan dalam perawatan

Hal yang menjadi kunci adalah identifikasi dan realizing masalah dengan membuka hati dan pikiran nakes tentang segala permasalahan yang ada di masyarakat terkait kanker. Mendengar, melihat dan merasakan dengan hati merupakan langkah awal untuk selanjutnya memahami dan menerima masalah yang ada dan berusaha membantu memberikan solusi dengan kompetensi yang dimiliki.

Pada masyarakat sendiri, sangat penting memberikan pemahaman bahwa mencegah tentunya lebih baik dari mengobati. Kanker dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat dengan memilih makanan sehat, banyak beraktivitas, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menggunakan sunscreen, hindari polutan, vaksinasi, serta memerhatikan dan mengenali setiap perubahan pada tubuh sebagai salah satu tindakan deteksi dini.

Surveilans serta deteksi dini perlu dioptimalkan untuk menemukan kasus kanker dengan stadium lebih awal sehingga dapat ditangani secara ideal, dengan tujuan angka remisi/kesintasan lebih tinggi, harapan hidup lebih panjang, dan kualitas hidup menjadi lebih baik. Media massa juga perlu membuat promosi yang mendukung sistem ini secara luas agar salah kaprah yang telanjur subur di masyarakat dapat diputus dan dikembalikan ke alur penanganan kanker yang semestinya.

Penyedia kebijakan serta pemerintah perlu membuat sarana kesehatan yang accessible dari segi biaya dan infrastruktur. Program pendidikan terhadap pemberi layanan kanker perlu diperluas dan dipermudah aksesnya. Prinsip perawatan kolaboratif dan multidisiplin perlu diterapkan di semua layanan kesehatan agar pasien kanker mendapatkan perawatan yang holistik dan paripurna hingga akhir hayatnya. [RWP]

Baca juga:
Kemenkes: Layanan Deteksi Dini Kanker Perlu Ditingkatkan
Kabar Baik, JKN Kini Tanggung Deteksi Dini Stroke, Jantung hingga Kanker
Kenali 6 Faktor Risiko dan 4 Tanda dari Kanker Ovarium
Cara Mencegah Kanker Payudara, Pahami Sedini Mungkin
Pentingnya Skrining dan Deteksi Dini dalam Penanganan Kanker Paru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *