Hati-Hati Mums, Salah Penanganan Ruam Popok Bisa Datangkan Infeksi
By: Date: 29 Agustus 2023 Categories: Uncategorized

Ruam popok barangkali menjadi masalah sebagian Mums yang punya bayi. Berdasarkan data epidemiologi, secara global, prevalensi iritasi kulit akibat ruam popok atau diaper rash mencapai 16-65%. Adapun kasus tertinggi biasanya terjadi pada bayi usia 6-12 bulan.

 

Ruam popok sering dianggap normal, karena memang ketika dilahirkan, kulit bayi baru lahir sepertiga kali lebih tipis dari kulit orang dewasa, sehingga sangat sensitif dan rentan teriritasi. Tapi, bukan berarti saat bayi mengalami ruam popok, Mums boleh membiarkannya tanpa perawatan dengan harapan akan membaik dengan sendirinya.

 

Menurut dr. Ferdy Limawal, SpA, Dokter Spesialis Anak, meski ruam popok merupakan kasus yang umum terjadi dan tidak mengancam jiwa, tapi tetap harus segera diatasi dan diketahui penyebabnya, karena dapat menimbulkan infeksi.

 

Infeksinya itu bisa menimbulkan luka disekitar lipatan paha dan bokong. Akibatnya bayi akan terus rewel karena merasa tidak nyaman. Nah, kalau terus-terusan rewel, tumbuh kembang si kecil bisa terganggu.,” lanjut dr. Ferdy.

 

Penyebab Ruam Popok

Mums perlu tahu penyebab ruam popok sehingga bisa tahu cara mengatasinya. Saat bayi dilahirkan, kulitnya masih terlindungi selimut pelindung lembut pertamanya yang disebut Vernix Caseosa atau lapisan keju. Lapisan berwarna putih ini ternyata merupakan pelembab alami untuk melindungi kulit bayi dari infeksi.

 

Menurut dr. Ferdy, memang kulit bayi itu lapisannya masih sangat tipis, jadi wajar kalau rentan iritasi. Salah satu gangguan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah ruam popok.

 

Penyebabnya biasanya karena terlalu lama terpapar feses atau urine. Selain itu bisa jadi karena popok atau diaper yang digunakan bayi bahannya kurang lembut atau bahkan mengandung zat kimia berbahaya seperti pemutih dan pewangi.

 

Itu sebabnya, penting memilih produk yang tepat, aman dan terpercaya untuk si kecil. Terlebih produk yang berhubungan langsung dengan kulit bayi, seperti tisu basah dan popok sekali pakai atau diaper.

 

Dr. Ferdy menyarankan untuk memilih popok atau diaper bayi yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Kemudian jika sering menggunakan tisu basah untuk membersihkan kulit bayi, baik saat mengganti popok atau membersihkan tangan dan mulutnya sesudah makan, maka pastikan juga tisu basah yang digunakan terbuat dari bahan yang aman dan bebas pewangi.

 

 

Intinya, pastikan semua produk yang bersentuhan dengan kulit bayi itu aman alias bebas dari bahan kimia berbahaya, terutama bebas dari chlorine atau pemutih, yang dalam jangka waktu panjang bisa memicu timbulnya kanker. Akan lebih baik lagi jika produk yang dipilih terbuat dari bahan organik,” tegas dr. Ferdy lagi.

 

Popok Organik Lebih Aman

Salah satu pilihan produk diaper dan tisu basah yang aman untuk bayi adalah yang berbahan organik yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Produk ini mungkin sulit dicari karena belum ada di pasaran Indonesia? Memang, saat ini tidak sedikit diaper dan tisu basah di pasaran yang mengklaim terbuat dari bahan organik, namun nyatanya belum bersertifikat resmi. Hal tersebut tentu dapat menjadi trust issue tersendiri bagi para Mums yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.

 

Nah, kabar baiknya Mums, dalam waktu dekat akan masuk ke Indonesia diaper dan tisu basah premium organik asal Australia dengan merek Offspring, Sekedar info, semua produknya termasuk diaper dan tisu basahnya memang benar-benar terbuat dari bahan organik lho. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan diberikannya sertifikat resmi untuk dari Cosmos Organic, sebuah lembaga internasional yang paling terpercaya kredibilitasnya dalam sertifikasi produk organik.

 

 

Jadi, tunggu saja kehadiran diaper organik ini di Indonesia ya Mums, sehingga Mums tidak perlu pergi ke negeri tetangga untuk mendapatkannya.

https://www.guesehat.com/hati-hati-mums-salah-penanganan-ruam-popok-bisa-datangkan-infeksi