Inilah 4 Tanda Bahwa Anda Menjalin Pertemanan yang Buruk
By: Date: 16 Oktober 2019 Categories: Hidup Sehat,hubungan,pertemanan,Psikologi,teman

Pernah mendengar istilah toxic friendship? Istilah ini, dalam pelajaran IPA dulu, dikenal juga dengan sebutan simbiosis parasitisme, yaitu hubungan timbal balik di mana hanya salah satu pihak diuntungkan, sedangkan yang lain dirugikan. Ya, bila pertemanan yang dijalin merugikan Anda, kemungkinan besar Anda berada dalam toxic friendship. Namun, tahukah Anda apa saja tanda-tanda dari pertemanan yang buruk ini?

Tanda Anda berada dalam pertemanan yang buruk

Tidak semua hubungan dapat berjalan dengan baik, bisa jadi Anda mungkin juga terjebak di dalamnya. Hubungan pertemanan ini memungkinkan salah satu pihak berpikir bahwa sahabat atau teman Anda bukan lagi orang yang tepat bagi Anda.

Menurut Andrea Bonior, seorang psikolog sekaligus penulis buku berjudul The Friendship Fix: The Complete Guide to Choosing, Losing, and Keeping Up With Your Friends, menyebutkan bahwa hubungan seperti ini merugikan. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari karena tanda pertemanan yang buruk sering kali tidak kentara.

Hubungan pertemanan yang buruk ini bisa membuat seseorang menjadi sedih, cemas, stres, bahkan tidak memberi hal yang positif seperti yang Anda inginkan. Menurut laman Counseling Directory, pertemanan seperti ini harus Anda akhiri karena hanya membuat salah tidak nyaman dan tertekan, dalam hal ini bisa jadi Anda.

Sebelum mengambil tindakan, cek dan ricek kembali hubungan pertemanan Anda. Lihat beberapa tanda pertemanan yang buruk dan mengarah pada toxic friendship berikut ini.

1. Anda meragukan kepercayaan yang terjalin

teman tidak suka pacar

Pertemanan dan persahabatan dibangun dengan kepercayaan. Pasalnya, Anda dan teman mungkin saling menjaga rahasia satu sama lain. Jika kepercayaan pada salah satunya telah hilang, hubungan tidak akan bertahan lama.

Kepercayaan yang memudar ini biasanya diawali dengan kebohongan atau ingkar janji. Sesekali Anda atau sahabat pasti pernah berbohong atau ingkar janji. Namun, setelahnya Anda akan berusaha sebaik mungkin untuk menjauhi dua hal tersebut.

Bila muncul keraguan pada sahabat Anda, kemungkinan rasa percaya sudah mulai luntur. Ini bisa menjadi tanda awal bahwa pertemanan sudah tidak lagi sehat dan kemungkinan membawa dampak buruk bagi hidup Anda.

2. Selalu “dia” yang jadi perhatian

Menjalin pertemanan tidak hanya selalu tentang dia, tapi juga sebaliknya. Jika apa pun yang dilakukan bersama, ujung-ujungnya bertumpu pada teman atau sahabat Anda, tanpa mementingkan pertimbangan Anda, ini bisa menandakan adanya toxic friendship.

Contohnya, tempat dan waktu hangout disesuaikan dengan keinginan teman Anda tanpa mempertimbangkan lokasi dan jadwal Anda.

Bila Anda mendapati teman atau sahabat sering melakukan hal tersebut, ini bisa menjadi tanda hubungan pertemanan yang buruk.

Pasalnya, Anda berada di posisi yang harus selalu berjuang, menyesuaikan, dan menuruti setiap keinginannya.

3. Anda merasa tidak lagi nyaman

depresi karena patah hati

Menghabiskan waktu bersama sahabat pasti membuat perasaan Anda jauh lebih baik. Tidak hanya bersenda gurau, Anda juga bisa menceritakan keluh kesah yang Anda rasakan.

Namun, bila Anda merasa tidak nyaman menghabiskan waktu bersamanya, ini bisa menjadi tanda hubungan pertemanan yang buruk. Anda merasa cemas, khawatir, dan takut pada setiap reaksi yang akan ia tunjukkan atas apa yang Anda lakukan.

Contohnya, “Aku mau bilang ini, tapi takut dia marah, aku harus apa ya?” Munculnya pikiran seperti ini memang wajar, itu artinya Anda menghargai bagaimana perasaannya.

Akan tetapi, bila hal ini terjadi terus-menerus hingga membuat Anda stres, waspadalah bahwa ini merupan tanda-tanda toxic friendship dalam hubungan pertemanan Anda.

4. Benci diri sendiri saat bersama dengannya

depresi postpartum

Bukan hanya perasaan tidak nyaman, tanda hubungan pertemanan yang buruk bisa memunculkan perasaan benci pada diri sendiri. Terutama, saat Anda bersama dengan teman atau sahabat itu.

Perasaan bersalah ini muncul karena Anda tidak bisa mengekspresikan emosi pada teman Anda dengan leluasa. Bisa juga disebabkan oleh sikap teman yang tidak sesuai namun Anda berpura-pura setuju dan mendukung hal tersebut.

Perasaan bersalah seperti itulah yang jika semakin lama dipendam, bisa menimbulkan kebencian pada diri sendiri.

Baca Juga:

Let’s block ads! (Why?)