Jebakan Obat ‘Herbal’ yang Bisa Berujung Petaka – Radar Kediri
By: Date: 2 Januari 2023 Categories: healthy tips,herbal,obat alami,obat tradisional,terapi,Tips Sehat

– Advertisement –

Orang biasa menyebut dengan jamu atau obat setelan. Sering digunakan untuk sakit rematik atau pegel linu. Reaksinya cepat, namun, menyimpan efek yang berbahaya.

Cairan itu dikemas dalam botol kaca berukuran 150 mililiter (ml). Label di kemasannya tertera sebagai jamu khusus pegal linu. Namun, mengonsumsinya tidak hanya yang cair itu. Ada tambahan tiga obat-obatan yang dari fisiknya terlihat jelas sebagai obat berbahan kimia. Satu kapsul, warnanya hitam-merah, dan dua tablet warna hijau dan oranye.

Salah satu warung yang menjualnya adalah milik Kus, 61, yang berada di salah satu desa di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Oleh Kus, botol-botol itu ditata di meja. Bersanding dengan aneka gorengan tahu, tempe, dan dadar jagung.

“Yang jodoh dengan jamu khusus pegal linu ini banyak,” aku Kus, wanita yang rambutnya sudah memutih ini.

Larisnya jamu yang diklaim herbal itu terlihat dari waktu perputaran barang. Satu paket berisi lima botol bisa habis dalam seminggu. Paling laris di antara tiga jenis jamu yang juga disuplai oleh pemasok yang sama.

– Advertisement –

Ya, pemasok jamu itu tak hanya menjual yang untuk pegal linu itu saja. Ada pula yang untuk asam urat serta jamu komplet. Paling tak laku adalah yang khusus asam urat. Karena itu, salesnya akhirnya menarik yang jenis itu.

“Kini tinggal yang khusus pegal linu dan jamu komplet,” terang Kus.

Menurut Kus, jamu seharga Rp 3.500 ini disebut punya reaksi cepat dan mujarab. Itu dari pengakuan yang membeli. Apalagi di desanya mayoritas adalah petani. Jamu ini sudah menjadi favorit.

Sebenarnya, ada produk lain yang juga dijual di warung ini. Di labelnya pun teregistrasi POM dengan kode TR203612821. Namun, jamu yang jenis ini tak banyak pembelinya.

“Kalau jamu kembang putih ini banyak yang bilang kurang manjur,” aku Kus. Tidak hanya menjual jenis jamu, di warung kopi itu juga menjual obat tablet untuk kecetit. Satu paketnya berisi lima butir obat. Menurut Kus, obat tersebut juga laris karena reaksinya sangat cepat.

Peredaran obat semacam itu tak hanya di Kecamatan Tarokan. Di berbagai kecamatan lain juga ada. Seperti di salah satu warung di Kecamatan Gampengrejo yang menjual obat untuk sakit gigi dan kecetit.

Menurut Tri, 58, pemilik warung sembako itu, obat tersebut dia dapat dari sales yang datang. “Mereka titip barang. Nanti beberapa minggu kemudian salesnya datang lagi untuk cek,” terangnya.

Satu kemasan harganya sangat murah. Hanya Rp 2.500. Konon, produksinya tidak di Kediri. Tapi didatangkan dari Nganjuk, Banyuwangi, hingga Jawa Tengah. Namun, di kemasan obat tak tertera alamat pabriknya. Hanya ada tulisan ‘Khasiat’ di label kemasan yang berisi lima sampai enam butir tablet dan kapsul itu. Gunanya juga macam-macam. Ada yang khusus kasiat sakit gigi atau gusi bengkak. Ada pula yang untuk pegal linu, encok, dan kesemutan. Ditambah lagi lesu, capai, asam urat, sakit pinggang dan otot kaku, serta kecetit. Dari pengakuan para pelanggan obat itu diminati karena cespleng. Reaksi kesembuhannya cepat.

Terpisah Kepala Loka Pom Kabupaten Kediri Singgih Prabowo meminta warga agar waspada dengan banyaknya obat ‘tradisional’ yang berbahan kimia seperti itu. “Harusnya semua obat yang beredar sudah bisa dicek di BPOM Mobile,” terangnya.

Seperti jamu khusus pegal linu yang punya setelan obat kimia, setelah dicek ternyata tidak terdaftar. Padahal di labelnya sudah ada kode POM-nya. Label itu ternyata fiktif.

Dia menyebutkan, peredaran obat tersebut membahayakan masyarakat. Efek buruk yang ditimbulkan bersifat jangka panjang. “Jangan sampai masyarakat yang ingin sehat malah menjadi sakit,” ujar Singgih. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengawasi peredaran obat yang membahayakan kesehatan tersebut.

Reporter: rekian

– Advertisement –