Kolaps Tiba-tiba Tak Selalu Karena Serangan Jantung, Ini Sebab Lainnya – Suara.com
By: Date: 16 Juni 2021 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Suara.com – Serangan jantung sering dikaitkan dengan kejadian kolaps bahkan kematian mendadak dalam kondisi apa pun, termasuk saat berolahraga.

Padahal serangan jantung tidak selalu jadi penyebab seseorang kolaps saat melakukan aktivitas fisik seperti saat berolahraga. 

Dokter spesialis keolahragaan dr. Michael Triangto mengatakan, ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan seseorang alami kolaps saat olahraga.

Akan tetapi secara singkat, ia menyebut penyebab umumnya adalah adanya gangguan pada peredaran darah. 

Baca Juga: Komentar Pertama Christian Eriksen Setelah Kena Serangan Jantung

“Pada saat orang berolahraga tentunya dia menggerakkan anggota gerak ototnya. Dan otot tadi membutuhkan aliran darah yang berasal dari jantung sehingga denyutan jadi meningkat,” jelas dokter Michael saat dihubungi Suara.com, Selasa (15/6/2021). 

Denyut jantung yang meningkat selama berolahraga, kata dokter Michael, berisiko menyebabkan aritmia atau detak jantung tidak normal.

Kondisi itu juga yang pada akhirnya, berpotensi membuat aliran darah ke jantung jadi berkurang hingga menyebabkan serangan jantung.

Tapi selain serangan jantung, ia menyebut risiko kesehatan lain adalah terjadinya tekanan darah meningkat drastis dan menyebabkan pembuluh darah pecah hinggan serangan stroke mendadak.

“Karena itu seseorang yang meninggal (saat berolahraga) tidak selalu berasal dari serangan jantung,” ucap dokter Michael lebih lanjut.

Baca Juga: Beri Senyum dan Jempol, Christian Eriksen : Saya Baik-baik Saja

“Bisa saja dia itu sebetulnya tekanannya tidak terlalu tinggi. Bukan serangan jantung, tidak mengalami aritmia jantung, tapi sejak sebelumnya pembuluh otak ada aneurisma dan pada saat berolahraga mengalami proses mengedan, menyebabkan pembuluh darah pecah,” imbuhnya.

Karena itu pula, ia menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk tahu kondisi tubuh.

Memilih jenis olahraga yang akan dilakoni juga sangat disarankan. Pilih jenis olahraga dengan intensitas yang disesuaikan usia serta kemampuan fisik untuk mencegah risiko kolaps.

“Penting disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kesehatan saat itu. Tapi kalau masih terjadi sebagai atlet ataupun sebagai mantan atlet itu harus tetap diperiksakan kesehatannya, harus diperiksa kebugaran. Sehingga dokter bisa memberikan rambu-rambu hanya boleh olahraga sampai sekian karena kita sudah nggak ngajar lagi prestasi,” pungkasnya.