Lagi, China Bantah Roket yang akan Menghantam Bulan Milik Mereka – Republika Online
By: Date: 23 Februari 2022 Categories: Sains
Chang'e 5.
Chang’e 5.

ANTARIKSA — China mengatakan, sebuah roket yang akan menghantam bulan pada 4 Maret bukan dari salah satu misinya. Hal itu bertentangan dengan beberapa laporan baru-baru ini.

Beberapa pengamatan independen menunjukkan roket tersebut berasal dari misi Chang’e 5-T1 pada tahun 2014. Sebelumnya, benda itu juga sempat diidentifikasi sebagai bagian dari roket SpaceX Falcon 9 yang meluncurkan satelit Deep Space Climate Observatory pada Februari 2015.

Pejabat Kementerian Luar Negeri China mengatakan, roket untuk Chang’e-5-T1 hancur tak lama setelah peluncurannya pada 2014. “Menurut pemantauan China, bagian atas roket yang terkait dengan misi Chang’e-5 masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar habis,” kata juru bicara Kemenlu China, Wang Wenbin pada Senin, 21 Februari 2022 di situs web pemerintah China.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Wang mengacu pada misi uji yang dikenal sebagai Chang’e-5-T1, pendahulu dari misi Chang’e 5 yang terkenal karena membawa sampel dari bulan ke Bumi pada Desember 2020. Memperkuat klaim China adalah pelacakan data dari Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS menunjukkan bahwa tahap roket China memang memasuki kembali atmosfer pada Oktober 2015.

China sering dikritik dalam beberapa tahun terakhir mengenai puing-puing luar angkasa dari misi mereka. Yang terbaru adalah masuknya kembali roket besar Long March 5B ke bumi pada Mei 2021 yang untungnya tidak menimbulkan korban. Pada November 2021, puing-puing dari uji anti-satelit China yang dilakukan pada 2007 memaksa Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan manuver untuk melindungi keselamatan awaknya.

Wang menekankan, China menyadari standar ruang angkasa internasional mengenai penghapusan puing-puing ruang angkasa. Sebab, puing itu dapat menyebabkan tabrakan di orbit atau kerusakan di lahan ketika puing besar memasuki kembali diatmosfer.

“Upaya kedirgantaraan China selalu sesuai dengan hukum internasional. Kami berkomitmen bersungguh-sungguh menjaga keberlanjutan jangka panjang kegiatan luar angkasa dan siap melakukan pertukaran dan kerja sama ekstensif dengan semua pihak,” kata Wang dalam pernyataan itu.

Bantahan China tersebut menggambarkan sulitnya melacak objek di luar angkasa setelah peluncuran. Temuan terbaru dari Space Force juga bukannya tanpa kontroversi.

Sumber: Space.com