Mengenang Peran Besar Arswendo Atmowiloto dalam Dunia Komik Indonesia
By: Date: 28 September 2019 Categories: Komik

Suara.com – Mengenang Peran Besar Arswendo Atmowiloto dalam Dunia Komik Indonesia.

Siapa yang tidak suka komik? bacaan bergambar ini banyak digemari para kaula muda, khususnya pecinta karakter superhero baik dalam dan luar negeri.

Tapi tahu nggak sih? jika komik pernah jadi musuh, dipandang buruk dan sebelah mata karena dianggap menurunkan minat membaca untuk belajar menimba ilmu yang ada dalam buku tekstual. 

Tahu juga nggak sih? Kalau wartawan senior almarhum Arswendo Atmowiloto punya peran besar sebelum komik diminati di dalam negeri.

Pamor komik kini semakin mendunia. Beberapa komik lokal seperti Tahilalats, sudah terbit di luar negeri, komik seperti Si Juki hingga superhero Indonesia Gundala bahkan diangkat dalam layar kaca.

Diungkap dalam sebuah diskusi ‘Festival Cergam 2019 Komik Itu Baik’, terkuak jika tanpa 5 artikel bertajuk ‘Komik Itu Baik’ di halaman Harian Kompas  pada 10 hingga 15 Agustus 1979 dan tulisan itu berlanjut hingga 1981, komik mungkin akan tetap dipandang buruk. 

Tapi melalui tulisannya Arswendo mampu secara efektif memperkenalkan dan membuka pandanhan banyak orang betapa komik kaya khasanah Indonesia. Pada saat itu komik masih disebut cergam.

Diskusi komik Dia.Lo.Gue di Kemang Selatan [Suara.com/Dini]
Salman Arsito (Paling Kiri) Diskusi komik “Festival Cergam 2019 Komik Itu Baik” Dia.Lo.Gue di Kemang Selatan [Suara.com/Dini]

Penulis, sutradara, sekaligus produser film Salman Aristo sebagai saksi hidup dan sempat membaca secara langsung karya tulis Arswendo, bercerita bagaimana Arswendo yang saat itu menjabat sebagai Pimpinan Redaksi Majalah Hai menerapkan pandangan sosial budaya dengan narasi yang matang, dan untuk pertama kalinya teks dilengkapi dengan gambar.

“Saya kira para pejabat mengkritik terus dan lobby apapun gagal (membujuk Arswendo). Hingga berusaha serahkan masalah TV (saat itu hanya TVRI) sama Arswendo aja supaya berbobot. Tiba-tiba munculan sebuah (tulisan) seri tentang komik, jadi menarik, setiap artikel diiringi gambar-gambar,” ujar Salman mengenang di Dia.Lo.Gue di Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2019)

Setelah itu, banyak yang tertarik pada karya populer seperti komik, musik, wayang, dan tradisi lainnya yang diangkat dalam sebuah komik yang dijabarkan oleh Arswendo. Tidak semua komik didukung Arswendo, Salman bercerita bagaimana wartawan senior yang baru saja wafat pada 19 Juli 2019 itu mengkritik pedas komik neraka surga yang memapar anak-anak.

“Arswendo bicara juga tentang bahasa komik, kritik paling penting saat itu hadir komik surga neraka. Komik itu membuat trauma pada anak-anak, di neraka berteriak-teriak terus, kasihan roh jahat nggak mati-mati, itu di kritik habis,” ungkap Salman.

Diskusi komik Dia.Lo.Gue di Kemang Selatan [Suara.com/Dini]
Diskusi komik Dia.Lo.Gue di Kemang Selatan [Suara.com/Dini]

Penulis naskah Bumi Manusia itu juga bersyukur bagaimana dirinya yang saat itu sebagai pembaca terkena ‘racun’ pemikiran Arswendo dan berhasil membuat dirinya menyukai komik. Bahkan Salman menjadikan komik sebagai bahan penelitiannya yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya.

“Saya bersyukur saya kena racunnya sehingga saya suka komik, walaupun nggak idealis amat. Peran penting Arswendo disitu, seluruh tulisan yang selama ini jadi buku wasiat saya dalam meneliti, karena nggak ada referensi saya selain itu,” ungkap Salman

“Meskipun itu kliping (koran tulisan Arswendo) buruk sekali, kertas buram menguning koran ikut menguning seperti kitab suci dan wasiat,” sambungnya.

Setelah komik diterima, semakin banyak yang kembali memproduksi komik, membuat dan mencetaknya. Bahkan Sinema Bumi Langit yang belum lama ini booming setelah merilis Gundala, serta akan disusul superhero lainnya asal Indonesia juga diangkat dari komik.

Jadi, tanpa Arswendo mungkin komik Indonesia sulit berkembang dan diterima masyarakat hingga sekarang.

Untuk mengenang itu, Festival Cergam Komik itu Baik 2019 akan diselenggarakan selama 23 hari sejak 28 September hingga 20 Oktober 2019 dengan menampilkan beragam tulisan Arswendo, perjalanan komik Indonesia serta komik-komik dan cetakan pembuat komik dahulu.

Diadakan juga diskusi dan peluncuran buku Komik Itu Baik, bazaar komik, ilustrasi, merchandise juga art’s talk atau kuliah umum tentang signifikansi  budaya cergam wayang, dan berbagai kegiatan lainnha do Dia.lo.gue artspace, Kemang Selatan, Jakarta Selatan.

Let’s block ads! (Why?)