Menkes: Vaksin Sinovac 100% Ampuh Mencegah Kematian Covid – CNBC Indonesia
By: Date: 12 Mei 2021 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta, CNBC Indonesia– Vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd dinilai terbukti efektif melindungi penerimanya, berdasarkan penelitian terhadap tenaga kesehatan yang telah mendapatkan suntikan vaksin pada gelombang pertama. Dikutip dari Bloomberg.com, Indonesia mengawasi lebih dari 25 ribu tenaga kesehatan selama 28 hari setelah mereka menerima dosis kedua.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari hasil pengamatan ditemukan bahwa vaksin melindungi 98% tenaga kesehatan dari kematian, dan 96% dari kondisi berat hingga dirawat di Rumah sakit setelah tujuh hari.

Budi Gunadi juga mengatakan 94% pekerja terlindungi dari infeksi Covid-19, dan menjadi hasil yang luar biasa karena artinya hasilnya melampaui parameter yang ditemukan dalam uji klinis.


“Kami melihat penurunan yang sangat, sangat drastis, dalam rawat inap dan kematian di antara pekerja medis,” kata Budi dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/05/2021).

Meski demikian dia tidak mengetahui jenis strain mana yang efektif dilawan dengan vaksin buatan Sinovac ini. Sejauh ini Indonesia sendiri belum terlihat ada lonjakan kasus karena adanya varian-varian baru yang masuk tersebut.

Penemuan ini juga didukung oleh data dari Brazil ketika uji klinis vaksin Sinovac, yang mengungkapkan vaksin CoronaVac ini lebih efektif dibandingkan ketika tahap pengujian.

Saat itu uji coba vaksin Sinovac menunjukkan tingkat efektivitas yang berbeda-beda dan isu atas transparansi data. Hasil dari uji coba Fase III terbesarnya di Brasil menunjukkan hasil kemanjurannya sedikit di atas 50%, terendah di antara semua vaksin Covid generasi pertama.

Juru bicara Sinovac di Beijing mengatakan perusahaan tidak dapat mengomentari penelitian di Indonesia hingga memperoleh detail lebih lanjut.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala eksekutif Sinovac Yin Weidong menjelaskan perbedaan dalam data klinis di sekitar penyuntikan vaksin, dan mengatakan bahwa ada bukti yang berkembang CoronaVac berkinerja lebih baik bila diterapkan di dunia nyata.

Tetapi kenyataannya, suntikan vaksin Sinovac dalam memadamkan pandemi membutuhkan jumlah penerima yang besar. Skenario ini telah dirancang di negara berkembang, dengan akses fasilitas kesehatan dan infrastruktur terbatas, sehingga vaksinasi tetap tidak bisa berjalan cepat.

Dalam penelitian kepada tenaga kesehatan di Indonesia, dan penduduk kota Serrana, Brazil, hampir 100% penerima vaksin yang diteliti mengalami penurunan kematian dan penyakit serius akibat virus corona.

Pertanyaan kunci untuk semua vaksin Covid1-19 adalah apakah mereka dapat mencegah atau menghalangi penularan yang sebenarnya. Yin mengatakan bahwa Sinovac belum tahu apakah platform tradisional yang digunakan yakni inactivcated virus dapat menghentikan atau mengurangi penularan virus sejak awal. Meski menurutnya mencegah penyakit serius dan kematian lebih penting.

Indonesia menjadi salah satu negara yang paling awal memesan vaksin China, dan Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin negara pertama yang menerima vaksin Sinovac. Pemerintah juga berusaha mencapai kekebalan kelompok untuk 270 juta penduduknya pada akhir tahun.

“Angka efikasi minimal harus di atas 50%, jadi lebih dari itu. Yang penting bisa secepatnya, karena setiap suntikan yang diberikan bisa mencegah kematian,” kata Budi. “Ini bukan hanya tentang mendapatkan tingkat kemanjuran tertinggi, tetapi menyuntik orang dengan cepat.”

Helen Petousis-Harris, seorang ahli vaksinasi di University of Auckland, mengatakan kemampuan itu vaksin untuk mengendalikan penyakit bisa lebih tinggi di dunia nyata dibandingkan jika diukur secara klinis
uji coba.

“Dalam pengalaman saya, kita sering gagal memprediksi dampak keseluruhan dari vaksin, sesuatu yang bisa hanya bisa dilihat di dunia nyata setelah digunakan secara luas, “katanya. “Mengurangi sebagian besar penyakit tidak hanya penting untuk menyelamatkan nyawa tetapi juga untuk mengurangi kemungkinan munculnya varian bermasalah.”

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)