Nama Baru Penyakit Infeksi Novel Coronavirus: Covid-19
By: Date: 12 Februari 2020 Categories: Hidup Sehat,Novel Coronavirus

Setelah hampir satu bulan dinamai sebagai novel coronavirus (2019-nCoV), wabah yang telah menyebabkan sekitar 45.000 kasus dan menelan lebih 1000 korban jiwa kini memiliki nama baru. Nama baru dari novel coronavirus yang menyerupai SARS ini adalah covid-19.

Covid-19 nama baru novel coronavirus

wabah coronavirus

Wabah novel coronavirus masih terus menghantui dunia. Jumlah korbannya kini mencapai lebih dari 1.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya masih mendapat perawatan intensif.  

Pada awalnya, wabah virus ini dinamai sebagai 2019-nCoV atau novel coronavirus karena termasuk jenis coronavirus yang baru. Novel artinya baru dalam makna Bahasa Inggris. 

Walaupun memiliki gejala dan penyebabnya mirip dengan SARS, novel coronavirus mempunyai perbedaan, sehingga membutuhkan nama baru. Belakangan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemudian resmi menamai 2019-nCoV dengan covid-19. 

Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, nama penyakit yang ditimbulkan coronavirus itu diambil berdasarkan pertimbangan berikut:

  • Co (corona)
  • Vi (virus)
  • D (disease atau penyakit)

Sedangkan, angka 19 merujuk pada tahun 2019, yaitu ketika wabah virus ini muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok. 

Tedros menambahkan, ketika membuat nama penyakit tersebut, WHO tidak boleh merujuk pada:

  • Wilayah geografis, seperti negara atau kota tertentu
  • Spesies hewan
  • Individu atau kelompok orang

penyebab novel coronavirus

Pemberian nama baru dari coronavirus ini bertujuan agar wabah ini tidak menggunakan nama lain yang tidak akurat atau merugikan orang lain. Selain itu, pemberian nama juga menjadi cara penerapan standar yang digunakan untuk wabah coronavirus di masa mendatang. 

Dahulu, virus yang menyebabkan perubahan kondisi kesehatan pada manusia tidak harus memiliki nama terkait, seperti HIV dan AIDS. Namun, WHO mengkaji ulang peraturan tersebut dan sepakat bahwa proses penamaan virus perlu membuatnya terkait dengan hal yang lain. Misal, penyakit SARS-CoV yang disebabkan oleh coronavirus. 

Sebenarnya, penggunaan covid-19 masih belum begitu jelas, apakah dipakai pada penderita yang mengalami gejala ringan atau merujuk pada kondisi yang lebih parah. Akan tetapi, pedoman dari WHO menjelaskan bahwa orang yang sudah terkonfirmasi menderita infeksi dapat disebut sebagai 2019-nCov atau covid-19. Kondisi ini dapat terjadi terlepas dari tingkat gejala yang dialami oleh pasien

Bagaimana menamakan virus baru?

fakta novel coronavirus

Pemberian nama baru dan resmi pada novel coronavirus tentu tidak terjadi pertama kali, melainkan sudah ada prosedurnya ketika menamakan wabah virus baru. 

Dilansir dari laman News Medical Life Sciences, awalnya setelah virus ditemukan belum ada sistem untuk mengklasifikasikan virus. Akibatnya, tidak sedikit virus dinamai sembarangan.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi penamaan virus sebelumnya:

  • Berhubungan dengan penyakit tertentu (poliovirus, rabies)
  • Jenis penyakit yang disebabkan oleh virus (murine leukemia virus)
  • Bagian tubuh yang pertama kali diserang virus (rhinovirus, adenovirus)
  • Tempat pertama kali virus diisolasi (virus Sendai)
  • Nama ilmuwan yang menemukan virus (virus Epstein-Barr)

Apabila sebuah tim peneliti atau pihak berwenang akan menamai sebuah virus baru, mereka perlu menamainya dengan melihat sifat virus tersebut, bukan sel yang terinfeksi. 

Oleh karena itu, pemberian nama baru coronavirus berdasarkan jenis famili virus dan tahun ketika wabah tersebut dilaporkan kepada WHO.

Baca Juga:

Let’s block ads! (Why?)