Neutron menyusun teka-teki 40 tahun di balik magnet misterius iodida besi – MEDIA UTAMA
By: Date: 20 Mei 2021 Categories: Sains
JAKARTA – Kepala Institut Penerbangan Luar Angkasa Nasional (DELAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan hingga saat ini pembangunan observatorium nasional (Obnas) di Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terus dilakukan.

Namun untuk material kubahnya, Thomas mengaku belum terpasang karena masih tertahan di Kupang akibat kondisi jalan yang kurang memadai.

BACA JUGA – Ilmuwan Islam Percaya Unta adalah Jawaban untuk Mengakhiri Covid-19

“Pemprov NTT sudah melakukan perbaikan beberapa ruas jalan. KemPUPR saat ini sedang menyelesaikan sisa ruas jalan menuju lokasi. Diharapkan segera rampung,” kata Thomas dalam pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Rabu ( 19/5/2021).

Setelah masalah jalan teratasi, material kubah akan segera dikirim ke lokasi untuk dipasang. Selanjutnya teleskop akan dikirim dari Jepang dan dipasang di kubah.

“Mudah-mudahan semuanya sesuai target,” ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Humas LAPAN Jasyanto mengatakan, bangunan fasilitas teleskop utama tempat observatorium saat ini sudah hampir siap, sekitar 90%.


Hingga saat ini, pihaknya tengah mengupayakan pembangunan teleskop dan fasilitas pendukung lainnya. LAPAN, kata Jasyanto, akan fokus pada pembangunan fasilitas penelitian observatorium nasional, seperti teleskop.

“LAPAN khususnya terkait dengan fasilitas penelitian teleskop dan lain-lain. Namun ke depan tentunya juga akan ada pembangunan fasilitas umum,” ujarnya saat dihubungi terpisah.

Diketahui, LAPAN menargetkan pembangunan obsnas terbesar di Asia Tenggara selesai pada 2021.

Kawasan Gunung Timau dipilih sebagai lokasi pembangunan observatorium karena membutuhkan kawasan yang bebas polusi cahaya dan udara.

Dengan adanya observatorium nasional di Kupang diharapkan kawasan tersebut menjadi tempat wisata langit yang tentunya dapat meningkatkan perekonomian di sekitarnya.

Observatorium tersebut akan dilengkapi dengan teleskop berukuran 380 cm yang tergolong besar untuk kawasan Asia Pasifik dan sangat berguna untuk penelitian luar angkasa.

Observatorium di Gunung Timau merupakan Taman Nasional Langit Gelap pertama di Indonesia sekaligus observatorium terbesar di Asia Tenggara. Setelah selesai, observatorium di Gunung Timau juga akan menampilkan teleskop terbesar di Asia Tenggara.

Kalau sekarang Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung, sudah “dikepung” oleh permukiman, ya belum Observatorium ini. Dikarenakan lokasinya yang berada di tengah hutan lindung, tidak ada bangunan lain di dekat observatorium yang dapat menimbulkan pencemaran cahaya dan pencemaran udara.

(wbs)

KUPANG – Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan hingga saat ini pembangunan observatorium nasional (OBS) di Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terus dilakukan.

Namun untuk material kubahnya, Thomas mengaku belum terpasang karena masih tertahan di Kupang akibat kondisi jalan yang kurang memadai.

BACA JUGA: Komentar Joe Biden tentang truk listrik Ford F-150 Lightning: sangat cepat!

“Pemprov NTT sudah melakukan perbaikan beberapa ruas jalan. KemPUPR saat ini sedang menyelesaikan sisa ruas jalan menuju lokasi. Diharapkan segera rampung,” kata Thomas dalam pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Rabu ( 19/5).

Setelah masalah jalan teratasi, material kubah akan segera dikirim ke lokasi untuk dipasang. Selanjutnya teleskop akan dikirim dari Jepang dan dipasang di kubah.

“Mudah-mudahan semuanya sesuai target,” ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Humas LAPAN Jasyanto mengatakan, bangunan fasilitas teleskop utama tempat observatorium saat ini sudah hampir siap, sekitar 90%.

Hingga saat ini, pihaknya tengah mengupayakan pembangunan teleskop dan fasilitas pendukung lainnya. LAPAN, kata Jasyanto, akan fokus pada pembangunan fasilitas penelitian observatorium nasional, seperti teleskop.


“LAPAN khususnya terkait dengan fasilitas penelitian teleskop dan lain-lain. Namun ke depan tentunya juga akan ada pembangunan fasilitas umum,” ujarnya saat dihubungi terpisah.

Diketahui, LAPAN menargetkan pembangunan obsnas terbesar di Asia Tenggara selesai pada 2021.

Kawasan Gunung Timau dipilih sebagai lokasi pembangunan observatorium karena membutuhkan kawasan yang bebas polusi cahaya dan udara.

Dengan adanya observatorium nasional di Kupang diharapkan kawasan tersebut menjadi tempat wisata langit yang tentunya dapat meningkatkan perekonomian di sekitarnya.

Observatorium tersebut akan dilengkapi dengan teleskop berukuran 380 cm yang tergolong besar untuk kawasan Asia Pasifik dan sangat berguna untuk penelitian luar angkasa.

BACA JUGA: Xiaomi Rilis Juara Baru Redmi Note 10S dengan Layar Super AMOLED dan Kamera 64MP

Observatorium di Gunung Timau merupakan Taman Nasional Langit Gelap pertama di Indonesia sekaligus observatorium terbesar di Asia Tenggara. Setelah selesai, observatorium di Gunung Timau juga akan menampilkan teleskop terbesar di Asia Tenggara.

Kalau sekarang Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung sudah “dikepung” oleh pemukiman, maka observatorium ini belum. Dikarenakan lokasinya yang berada di tengah hutan lindung, tidak ada bangunan lain di dekat observatorium yang dapat menimbulkan pencemaran cahaya dan pencemaran udara.

(dan)