Peluang Awal Kehidupan di Mars Meleset oleh Meteorit Black Beauty – Republika Online
By: Date: 5 Februari 2022 Categories: Sains

Ilustrasi Black Beauty. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin
Ilustrasi Black Beauty. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin

ANTARIKSA — Sebuah studi baru menunjukkan bahwa periode pembentukan kawah besar di Planet Mars (dan di tempat lain di tata surya) bertahan 30 juta tahun lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Studi tentang Akhir Pengeboman Berat, demikian sebutan periode ini, juga berimplikasi pada kebangkitan kehidupan di Bumi.

Studi yang dipublikasikan di Science Advances, Rabu 2 Februari 2022 ini sebagian besar didasarkan pada meteorit (kawah tabrakan meteor) yang dikenal sebagai Northwest Africa (NWA) 7034 dan dijuluki ‘Black Beauty’. Meteorit itu termasuk bagian dari kerak purba Mars pada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

Pengamatan baru pada meteorit yang ditemukan pada 2013 ini menemukan tanda-tanda mengejutkan, yaitu kerusakan yang berintensitas sangat tinggi selama tumbukan. Proksi tumbukan semacam itu disebut zirkon, yaitu tumbukan meteorit terbesar dan paling kuat.

“Jenis kerusakan akibat goncangan di zirkon Mars… seperti yang telah dilaporkan pada semua situs dampak (meteroit) terbesar di Bumi, termasuk yang di Meksiko yang membunuh dinosaurus, serta bulan, tetapi sebelumnya tak ditemukan di Mars,” kata penulis utama penelitian itu, Morgan Cox kandidat PhD di Curtin University Australia.

Black Beauty berusia sekitar 4,45 miliar tahun, dan diyakini memiliki implikasi besar bagi kemunculan kehidupan di planet merah. Sebelumnya, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa meteorit besar di Mars berhenti 30 juta tahun sebelum Black Beauty.

Mars muda, dianggap sebagai lingkungan yang lebih hangat dan lebih basah. Ia memiliki atmosfer yang lebih tebal sehingga memungkinkan kehidupan bertahan di permukaannya. Namun, selama ribuan tahun, Planet Merah kehilangan sebagian besar atmosfernya yang sampai hari ini menjadi sangat gersang.

Pemandangan kutub selatan Mars. Penelitian yang dipimpin oleh The University of Texas di Austin menyatakan penemuan air cair tahun 2018 kemungkinan besar hanya pantulan radar dari batuan vulkanik. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin
Pemandangan kutub selatan Mars. Penelitian yang dipimpin oleh The University of Texas di Austin menyatakan penemuan air cair tahun 2018 kemungkinan besar hanya pantulan radar dari batuan vulkanik. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin

Jumlah air yang tersedia di bawah permukaan Mars saat ini masih menjadi perdebatan. Sebuah studi yang dirilis beberapa pekan lalu misalnya, menunjukkan bahwa cadangan air yang sebelumnya terlihat di kutub, ternyata hanya fatamurgana dari batuan vulkanik. Sementara itu, sebuah studi independen dari gambar NASA Mars Reconnaissance Orbiter menunjukkan air mungkin bertahan lebih lama di permukaan Mars dari yang diperkirakan sebelumnya.

Air menjadi salah satu metrik yang memungkinkan sebuah lingkungan ramah terhadap kehidupan, tetapi faktor meteorit juga penting untuk dibahas. Jika suatu area terus-menerus dihantam oleh batuan luar angkasa, itu akan menjadi neraka bagi mikroba untuk bertahan.

Ramah kehidupannya Mars diselidiki mulai dari titik setelah tidak adanya dampak tabrakan meteor di sana. Kehidupan diperkirakan dimulai pada 4,2 miliar tahun yang lalu.
Namun, penemuan kawah Black Beauty menunjukkan perkiraan itu meleset.

“Mars tetap menjadi sasaran pemboman (meteorit) setelah waktu ini, pada skala yang diketahui menyebabkan kepunahan massal di Bumi,” kata ilmuwan planet, Aaron Cavosie, yang juga penulis studi itu dari Curtin.

“Zirkon (Mars) yang kami gambarkan memberikan bukti dampak tersebut, dan menyoroti kemungkinan bahwa kelayakhunian mungkin terjadi lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya, mungkin bertepatan dengan bukti adanya air cair di Mars pada 3,9 hingga 3,7 miliar tahun yang lalu.”

Saat ini, para ilmuwan dan antariksawan yang sudah ngebut ingin mengirim koloni manusia di Mars. NASA bahkan telah merancang segala sesuatunya, mulai dari pemukiman hingga tanaman apa saja yang ingin mereka bawa ke sana. Mars menjadi ujung dari misi Atemis yang diawali dengan pendudukan bulan.

Sumber: Space.com