Penyebab Kulit Wanita Melepuh Usai Dinyatakan Covid-19 – CNN Indonesia
By: Date: 1 Maret 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah video viral memperlihatkan seorang wanita dengan kulit melepuh di sekujur tubuhnya. Kulit wanita melepuh setelah minum obat Covid-19.

Wanita bernama Afina Syifa menjelaskan kondisi kulitnya yang terlihat seperti melepuh itu. Beberapa waktu setelah terpapar Covid-19, ia berinisiatif mengonsumsi beberapa obat.

“Setelah positif memang dari diri aku antusias untuk meminum obat itu, panadol dan fluimucil, inget ya aku minum itu. Jadi emang basicnya keluarga aku itu kesehatan terus pasti kasih anaknya obat gitu kan,” ungkap Afina pada akun TikTok @afinasyf.


“Dan ternyata langsung lah ada mata berair, terus ruam-ruam di wajah, terus bibir aku langsung bengkak. Tapi akhirnya aku langsung ke Islam Bandung gitu. Ternyata dibilang yaudah isoman aja karena aku Covid, di ronsen juga biasa aja, cek lab biasa aja, ya udah akhirnya aku pulang. Setelah pulang tangan tu kayak gini melepuh, nggak bisa jalan, jadi kaki aku juga begini merah-merah, aku nggak bisa jalan,” sambungnya.

Usai mengonsumsi obat tersebut, dia merasakan gejala tidak enak seperti, mata berair dan ruam kulit, hingga tidak bisa berjalan. 

Dikutip dari detik, Dia memutuskan menjalani perawatan di RS. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, kulit wanita melepuh setelah minum obat Covid-19 ini didiagnosa mengidap stephen johnson syndrom (SJS).

Apa itu stephen johnson syndrom (SJS)? Sindrom stevens johnson (sjs) kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius. Gangguan ini membuat kondisi kulit serius yang menyebabkan kulit mengalami ruam, lecet, dan kemudian mengelupas. Selaput lendir, termasuk mata, alat kelamin dan mulut, juga dapat terpengaruh.

Pada dasarnya penyakit ini tidak dapat diidentifikasi penyebab pastinya, tetapi biasanya kondisi ini dipicu oleh obat-obatan atau infeksi. Adapun beberapa penyebab Kulit wanita melepuh setelah minum obat Covid-19 akibat SJS ini umumnya meliputi:

– Reaksi alergi terhadap obat
– Infeksi, seperti pneumonia mikoplasma, herpes dan hepatitis A
– Vaksinasi
– Penyakit graft-versus-host

Sindrom ini bisa disebabkan oleh reaksi obat. Gejalanya akan muncul sekitar 1-3 minggu setelah minum obat dengan gejala mirip dengan flu seperti demam, batuk, sakit kepala. Kemudian akan timbul rasa nyeri kulit dan diikuti dengan ruam hingga mengelupas. Beberapa orang bahkan kehilangan rambut dan kuku.

Mengutip Mayo Clinic, Jika kondisi Anda disebabkan oleh obat, Anda harus secara permanen menghindari obat itu dan obat lain yang terkait erat dengannya.

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko terkena sindrom Stevens-Johnson:

– Infeksi HIV. Di antara orang dengan HIV, kejadian sindrom Stevens-Johnson adalah sekitar 100 kali lebih besar daripada di antara populasi umum.

– Sistem kekebalan tubuh yang melemah. Sistem kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV/AIDS dan penyakit autoimun.

– Kanker. Orang dengan kanker, terutama kanker darah, berada pada peningkatan risiko sindrom Stevens-Johnson.

– Riwayat sindrom Stevens-Johnson. Jika Anda pernah mengalami bentuk terkait pengobatan dari kondisi ini, Anda berisiko kambuh. 

– Faktor genetik. Memiliki variasi genetik tertentu menempatkan Anda pada peningkatan risiko sindrom Stevens-Johnson, terutama jika Anda juga menggunakan obat untuk kejang, asam urat atau penyakit mental.

Kulit wanita melepuh setelah minum obat Covid-19 akibat SJS ini sebaiknya ditangani oleh dokter. 

(chs)

[Gambas:Video CNN]