Santan Disebut Bisa Tingkatkan Jumlah Kolesterol Baik, Benarkah?
By: Date: 24 Mei 2020 Categories: Kolesterol,Manfaat,santan


Suara.com – Santan Disebut Bisa Tingkatkan Jumlah Kolesterol Baik, Benarkah?

Hari raya Idulfitri tak hanya identik dengan tradisi saling memaafkan. Berbagai makanan juga turut menyemarakan perayaan bagi umat Muslim itu.

DI Indonesia masakan yang dihidangkan umumnya berupa, ketupat, opor ayam, dan rendang atau semur sebagai menu lebaran.

Kebanyakan, berbagai hidangan itu menggunakan santan sebagai salah satu bahan dasarnya.

Ilustrasi santan. (Pixabay)
Ilustrasi santan. (Pixabay)

Santan diklasifikasikan sebagai tebal atau tipis berdasarkan konsistensi dan seberapa banyak itu diproses.

Dalam masakan tradisional, santan kental digunakan dalam makanan penutup dan saus kental. Sementara santan encer digunakan dalam sup dan saus encer.

Kebanyakan santan kalengan mengandung kombinasi susu kental dan kental. Ini juga sangat mudah untuk membuat santan Anda sendiri di rumah, menyesuaikan ketebalan sesuai keinginan.

Seperti diketahui, santan sendiri memiliki kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi. Hal ini membuat banyak orang bertanya, apakah santan akan baik bagi kolesterol?

Melansir dari situs Healthline, satu penelitian menunjukkan bahwa santan bermanfaat bagi orang dengan kadar kolesterol normal.

Studi itu dilakukan terhadap 60 laki-laki yang diminta makan bubur santan dan bubur susu kedelai. Hasilnya menunjukan, bubur santan lebih menurunkan kolesterol jahat daripada bubur susu kedelai.

Bubur santan juga meningkatkan kolesterol baik hingga 18 persen, dibandingkan dengan kedelai yangbhanya 3 persen.

Bukan hanya santan, sebagian besar studi tentang minyak kelapa juga terbukti bisa memperbaiki kolesterol jahat dan kolesterol baik. Meskipun dalam beberapa penelitian kadar kolesterol jahat meningkat sebagai respons terhadap lemak kelapa.

Penelitian juga menunjukkan bahwa respons kolesterol terhadap asam laurat dapat berbeda tergantung kondisi masing-masing individu juga pada jumlah makanan bersantan yang dikonsumsi.

Let’s block ads! (Why?)