Sebenarnya, Bolehkah Beli Obat-obatan dari Aplikasi Online?
By: Date: 9 Oktober 2020 Categories: Hidup Sehat,kemasan obat,Obat,Obat-Obatan,Tips Sehat

Kehadiran berbagai jenis aplikasi online memang sangat membantu dan memudahkan aktivitas Anda sehari-hari. Nah, sekarang pun Anda sudah bisa beli obat-obatan, suplemen, atau alat kesehatan lewat aplikasi online. Dengan membeli obat dari aplikasi, Anda memang bisa mencari jenis obat yang diinginkan tanpa keluar rumah. Namun sebelum Anda beli obat online, sebaiknya perhatikan dulu penjelasan dari para ahli berikut ini.

Risiko beli obat online

Bedanya beli obat di apotek dan beli obat online adalah Anda tidak bertemu langsung dengan apoteker. Anda juga tidak bisa mengecek obat-obatan yang dibeli sampai ketika barangnya diantarkan. Karena itulah beli obat online memiliki risiko-risiko yang dipaparkan oleh tim ahli dari Badan Pengawas Obat dan Alat Kesehatan Irlandia (HPRA) berikut ini.

1. Keaslian

Meskipun obat yang Anda beli kemasannya sama persis, Anda tak bisa memastikan apakah produk tersebut benar-benar asli. Atau obat yang Anda terima sebenarnya berbeda dengan apa yang Anda pesan, tapi Anda tak menyadarinya lantaran tak bisa cek langsung sebelum mengonfirmasi pesanan.  

2. Kebersihan dan penyimpanan

Karena tidak langsung mengunjungi apotek penjual obat yang dipesan, Anda tak bisa menilai apakah apotek tersebut cukup bersih dan terpercaya. Akibatnya, Anda tak tahu bagaimana obat-obatan di apotek tersebut disimpan. Bisa saja penyimpanannya kurang berhati-hati, misalnya kena paparan sinar matahari langsung, kena udara yang sangat lembap, atau sudah disimpan terlalu lama. Ingat, efek obat akan hilang kalau tidak disimpan dengan baik.

3. Saat pengiriman

Ketika obat diantarkan, dalam proses pengiriman mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tanpa Anda ketahui. Misalnya kalau obat disimpan di jok motor yang sangat panas. Hal ini berisiko menyebabkan obat kehilangan manfaatnya bagi tubuh Anda.

4. Konsultasi obat

Bertemu langsung dengan apoteker akan menjadi kesempatan baik untuk edukasi soal obat yang Anda konsumsi. Apoteker biasanya akan memberi anjuran yang jelas seputar penggunaan obat, efek samping, atau kontraindikasi yang mungkin muncul. Jika beli online, Anda pun tidak bisa berkonsultasi. Misalnya apakah obat Anda boleh dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lainnya.

5. Bentuk dan rupa obat

Kalau Anda beli obat resep dokter, Anda mungkin tidak tahu pasti seperti apa wujud obatnya. Akibatnya, ketika obat yang dikirimkan ternyata berbeda dari seharusnya karena keliru, Anda mungkin tidak menyadarinya.

6. Izin resmi

Beberapa toko obat online mungkin mencantumkan nama apotek yang menyediakan obat. Namun, apotek tersebut bisa saja belum mengantongi izin resmi dari dinas kesehatan setempat.

Yang harus diperhatikan sebelum beli obat di aplikasi

Anda memang sebaiknya langsung periksa ke dokter apabila punya keluhan seputar kesehatan. Setelah itu, Anda bisa menebus resep atau membeli obat-obatan yang dianjurkan dokter di apotek yang sudah mengantongi izin resmi dari dinas kesehatan. Namun, bila Anda memang ingin beli obat online, simak hal-hal berikut ini.

  • Jangan beli obat di toko online yang belum terpercaya dan tidak mencantumkan daftar apotek penyedia obat.
  • Jangan beli obat resep dokter di toko online yang tidak meminta resep asli Anda.
  • Jangan beli obat di toko online yang tidak menyediakan nomor kontak atau layanan customer service.
  • Bila Anda punya keluhan atau kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya periksa dulu ke pusat layanan kesehatan sebelum beli obat online. Obat yang dibeli bisa saja tidak cocok dengan kondisi dan tubuh Anda.
  • Periksa harga obat di toko online tersebut dan bandingkan dengan harganya di pasaran. Kalau harganya jauh lebih murah daripada harga di pasaran, Anda patut curiga.  
  • Setelah menerima obat yang dipesan, cek lagi apakah obatnya benar. Hal-hal yang harus dicek ada dalam daftar ini.
  • Jangan mengonsumsi obat yang sudah diterima dari toko obat online kalau Anda meragukan keaslian produk, kelayakan kemasan, atau tanggal kadaluwarsanya.

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.

Let’s block ads! (Why?)