Setahun Menikah Belum Punya Anak, Ini 10 Pemeriksaan Kesuburan Suami Istri yang Perlu Dilakukan
By: Date: 11 Juni 2023 Categories: hamil,Kesuburan

Suara.com – Suami istri yang sudah menikah lebih dari setahun, dan teratur berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi tapi belum memiliki anak baiknya segera lakukan pemeriksaan kesuburan, apa saja ya?

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG mengatakan pemeriksaan kesuburan harus dilakukan spesialis obgyn untuk mengevaluasi tidak adanya gangguan kesuburan.

“Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan pada wanita (istri) selaku pemilik rahim, tetapi juga harus melibatkan pasangannya (suami). Dari hasil pemeriksaan inilah dokter dapat menentukan terapi dan penanganan kesuburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan,” ujar dr. Shanty melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (9/6/2023).

Ilustrasi hamil - Apakah kontrol kehamilan ditanggung BPJS (Pixabay)
Ilustrasi hamil – Apakah kontrol kehamilan ditanggung BPJS (Pixabay)

Berikut ini pemeriksaan kesuburan yang dilakukan perempuan terdiri dari:

Baca Juga: Ibu Hamil Lahiran di Commuter Line Dhoho Surabaya, Kepergok Coba Bersalin Sendiri di Toilet Kereta, Petugas dan Penumpang Lain Gercep Lakukan Hal Ini

1. Pemeriksaan Darah

Guna mengetahui adanya ovulasi pada wanita, selain dari riwayat siklus menstruasinya, tes darah berupa tes hormon progesteron dapat dilakukan pada hari tertentu dalam siklus menstruasi pasien.

Tes hormon lainnya juga dapat dilakukan untuk melihat beberapa kandungan dalam darah, seperti Lutenizing Hormone/LH, Follicle Stimulating Hormone/FSH, prolaktin, dan estradiol yang juga berperan dalam proses reproduksi.

2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan dengan USG dapat menentukan ada atau tidaknya kelainan uterus (rahim), saluran telur, serta ovarium (indung telur). Salah satu hal yang sering ditemukan pada pemeriksaan USG adalah kista ovarium.

Baca Juga: Begini Kata Buya Yahya Soal Wanita Hamil yang Meninggal akan Gentayangan Menjadi Hantu

3. Histerosalpingografi (HSG)

HSG dilakukan untuk mengevaluasi kondisi rongga rahim dan saluran telur. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan sejumlah kondisi, seperti penyumbatan saluran telur, pembengkakan saluran telur, ataupun kelainan bentuk rahim.

4. Histeroskopi

Proses histeroskopi menggunakan tabung fleksibel panjang (hysteroscope), yang melewati leher rahim untuk mencapai ke dalam rongga rahim. Metode ini digunakan apabila didapatkan kecurigaan abnormalitas dalam rongga rahim dari hasil HSG ataupun USG,
seperti mioma, polip, atau jaringan parut dalam rahim.

5. Laparoskopi

Laparoskopi hanya dilakukan apabila pemeriksaan sebelumnya menunjukkan kecurigaan kelainan pada organ tertentu atau jika penyebab gangguan kesuburan tidak dapat ditemukan. Masalah yang paling umum yang dapat diidentifikasi dengan laparoskopi adalah endometriosis, serta penyumbatan atau penyimpangan pada saluran tuba dan rahim.

Berikut ini pemeriksaan kesuburan yang dilakukan laki-laki terdiri dari:

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik lengkap diperlukan jika memang tidak ada kondisi medis yang muncul. Struktur yang dievaluasi meliputi penis, skrotum, testis, epididimis, spermatic cord, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar Cowper’s

2. Analisis Sperma

Analisis sperma merupakan pemeriksaan utama fertilitas pria untuk mengukur keberadaan gangguan produksi sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan gangguan kesuburan.

Parameter utama yang dilihat adalah konsentrasi, pergerakan (motilitas) sperma, dan morfologi sperma, selain dari parameter lainnya.

3. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah dilakukan dengan mengukur kadar FSH dan testosteron dalam darah. Pada pria, FSH berperan dalam spermatogenesis (pembentukan sperma). Testosteron berperan dalam spermatogenesis dan stimulasi libido.

4. Pencitraan

Pencitraan USG dapat digunakan untuk menemukan gejala gangguan kesuburan secara lebih mendalam. Bagi pria, USG testis atau buah zakar dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kongenital dan kelainan obstruktif yang menghambat transportasi sperma.

USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.

5. Pemeriksaan Genetik

Pengujian genetik dapat dilakukan pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan. Pengujian genetik dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi DNA, kerusakan kromosom, atau kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya.

https://www.suara.com/health/2023/06/11/101124/setahun-menikah-belum-punya-anak-ini-10-pemeriksaan-kesuburan-suami-istri-yang-perlu-dilakukan