Jakarta –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi satu kasus kematian pertama hepatitis misterius pada anak. Jumlah infeksi hepatitis misterius juga meningkat menjadi 169 orang dari 12 negara.
Badan PBB pada Sabtu (23/4) mengungkap kasus hepatitis langka ini menyebabkan peradangan hingga 17 di antaranya membutuhkan transplantasi hati.
Dikutip dari The Guardian, sebagian besar infeksi hepatitis misterius berada di Inggris, menyusul Spanyol yang mencatat 13 kasus, dan Israel 12 kasus. Sisanya, wabah hepatitis misterius menyebar ke AS, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Prancis, Norwegia, Rumania, dan Belgia.
Apakah sudah ditemukan di Indonesia?
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menekankan pemerintah belum menemukan kasus serupa. Hepatitis misterius memang baru dilaporkan di banyak negara Eropa.
“Belum (ditemukan) ya,” kata dr Nadia melalui pesan singkat kepada detikcom Selasa (26/4/2022).
Meski begitu, dr Nadia tetap meminta masyarakat mewaspadai jika ada gejala penyakit kuning yang tak kunjung membaik. WHO belakangan mendorong banyak negara untuk menganalisis laporan kasus hepatitis, mewaspadai penyebaran infeksi serupa di banyak wilayah.
“Meskipun jumlahnya tidak besar, konsekuensinya cukup parah,” kata Richard Pebody, dari tim patogen ancaman tinggi WHO divisi Eropa.
“Penting bagi negara untuk mendeteksi dini kemungkinan tersebut.”
Apa Saja Gejala Hepatitis Misterius?
Beberapa laporan kasus hepatitis misterius umumnya mengeluhkan kondisi serupa seperti penyakit kuning, meliputi:
Urine dengan warna kecokelatan seperti air teh
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut
Demam
Mual dan muntah
Masalah perut
Warna feses yang terang
Saksikan juga e-Life: Puasa, Remaja, dan Eating Disorder
(naf/fds)