Wolipop Kisah Keajaiban Viral, Penyiar Prambors Ini Sembuh dari Kanker Stadium 4 – Wolipop
By: Date: 26 Mei 2021 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,healthy tips,Info Sehat,Informasi Kesehatan,kesehatan,Kesehatan Umum,Tips Sehat

Jakarta

Dalam menjalani kehidupan, manusia hanya bisa berusaha dan taat kepada perintah dan larangan Tuhan Yang Maha Esa. Jika Tuhan sudah menunjukkan kedahsyatan kehendak-Nya maka apapun bisa terjadi.

Seperti kisah Bella Arswendita yang mengalami keajaiban yang tak terduga dalam hidupnya. Ia pernah menderita penyakit kanker dan berhasil bangkit hingga sembuh. Bella kini mengejar impiannya untuk menjadi penyiar di radio Prambors, Jakarta.

Kisah tersebut dibagikan Bella melalui akun Twitter pribadi miliknya @belswen. Dalam postingan tersebut, ia mengunggah foto-foto saat masih menjalani pengobatan dan ketika berhasil menjadi penyiar.

“Survive kanker kelenjar getah bening dan paru stadium 4, setelah itu jadi penyiar di Prambors, punya 9 ribu teman-teman baru di Twitter, 18 ribu teman-teman di Instagram dan 187 ribu di TikTok, keluarga semua sehat, dan pacar yang baik. Keajaiban itu nyata kok,” tulisnya. Unggahan Bella ini sudah dikonfirmasi Wolipop kepada yang bersangkutan.

Postingan tersebut langsung menyita perhatian warganet hingga viral. Bella pun membagikan cerita tentang awal mula penyakit yang dialaminya saat dirinya berusia 17 tahun, tepatnya ketika lulus dari SMA.

“Aku menyadari ada benjolan di leherku waktu acara perpisahan bersama teman-teman. Akan tetapi aku tidak peduliin, aku malah mendaftarkan diri sebagai Abang Mpok Kota Bekasi. Dan menjalani karantina yang super duper capek dan berat,” ujarnya.

Bella sengaja baru memberitahukan kepada kedua orangtuanya tentang kondisinya ketika acara grand final kontes Abang Mpok Kota Bekasi sudah selesai. Pada ajang tersebut, dia mendapat prestasi juara harapan kedua Mpok Kota Bekasi.

Saat diberitahu, kedua orangtua Bella pun khawatir akan kondisi putri mereka. Dan ketika benjolan tersebut diperiksakan ke dokter, Bella dinyatakan mengidap penyakit kanker paru-paru dan kelenjar getah bening.

“Aku hancur banget. Aku tahu akan kehilangan rambutku. Aku cinta banget sama rambutku yang sudah sepanjang ini dan merawatnya susah. Aku juga sedang menikmati masa-masa indah menjadi mahasiswa baru. Punya rumah dan lingkungan baru. Aku dan keluarga memutuskan untuk tidak menjalani kemoterapi,” tuturnya.

Kisah Bella Arswendita yang berjuang melawan kanker kelenjar getah bening.Kisah Bella Arswendita yang berjuang melawan kanker kelenjar getah bening. Foto: Dok. Tangkap layar akun TikTok @bellswen.

Bella memilih untuk berobat untuk menjalani pengobatan alternatif, yang direkomendasikan oleh seorang perawat. Akan tetapi kondisinya malah memburuk.

Ia pun mencoba menghadapinya dengan lapang dada. Menjalani masa-masa sebagai mahasiswa baru dan mencoba ikut dalam organisasi dan perlombaan di kampusnya. Dan ikut berkumpul bersama teman seangkatannya.

“Di tempat pengobatan tersebut, cuma menjalani pengobatan dua kali seminggu. Minum obat seperti jamu sebanyak lima kali sehari. Setelah enam bulan rutin berobat, tak kunjung sembuh. Aku pun memutuskan untuk beralih ke pengobatan lain. Bukannya malah membaik, kondisinya justri semakin parah,” lanjutnya.

Bella pun sudah tak berdaya dan tak bisa menjalani masa kuliahnya. Benjolan di tubuhnya tersebut semakin besar dan menjalar ke beberapa bagian tubuh lainnya.

“Dari coba ganti pengobatan sampai ke titik yang parah banget itu sekitar 5-6 bulanan. Benjolanku semakin bengkak banget. Aku harus nafas lewat oksigen selama 24 jam. Itu pun aku bersikeras tidak mau ke rumah sakit dan tak mau kemoterapi. Bukan hanya botak, tapi kan banyak efek dari kemo. Akhirnya pengobatan alternatif pun aku lanjutkan,” tambahnya.

Bella mengungkapkan badannya membengkak, mulai dari leher, wajar dan dadanya. Sehari-harinya dia hanya bisa terkulai lemah di tempat tidur. Kakinya sampai mengecil karena tak pernah berjalan.

“Badannya bengkak tapi kakinya kurus. Mencoba obat ini dan itu tidak ada yang bekerja, hingga Bella harus memakai popok untuk orang dewasa. Agar bisa buang air kecil. Jika buang air besar harus dituntun oleh kedua orangtuaku pakai kursi roda,” kenangnya dengan nada bergetar.

Setelah itu tabung oksigennya pun selalu diganti secara berkala. Ketika penyakitnya semakin parah, Bella pun semakin mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

“Hingga akhirnya aku ditemukan oleh klinik yang berada di Sukabumi, Jawa Barat. Aku bisa sembuh di tangan Tuhan melalui klinik di Sukabumi. Seluruh anggota keluargaku bersyukur karena bisa bertemu dengan profesor Muhammad Yusuf. Begitu kehadiran dokter dan susternya,” ucapnya lega.

Klinik tersebut menurut Bella menerapkan gabungan pengobatan medis dan herbal. “Walaupun aku diinfus, isinya bahan-bahan herbal ada gingseng dan lainnya. Kemoterapi yang dijalaninya pun herbal sehingga mengurangi dampak kemoterapi pada umumnya. Tapi efek kerasnya sama rambut aku tetap rontok dan botak,” kenang Bella.

Setiap hari, Bella minum berbagai ramuan jamu, pil dan juga cairan infus. Selama menjalani pengobatan, Bella mencoba optimis dan menghadapinya dengan lapang dada. Setelah berobat selama empat bulan, Bella pun dinyatakan sembuh.

“Semoga cerita ini bisa membantu kamu dan semoga kita semua selalu sehat, aminn,” tutup Bella.

(gaf/eny)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *