5 Jenis Pelumas Seks yang Umum Dipakai Tapi Sangat Berbahaya
By: Date: 29 September 2019 Categories: Informasi Kesehatan,pelumas,pelumas seks,Seks,Seksualitas
pelumas-berbahaya-doktersehat

DokterSehat.Com – Wanita memang bisa menghasilkan pelumas di dalam vagina secara alami. Saat mereka terangsang atau mendapatkan stimulasi yang maksimal dari pria, vagina akan mengeluarkan cairan licin yang banyak. Cairan ini digunakan untuk membantu pasangan mendapatkan seks yang hebat dan tidak sakit.

Pelumas untuk Seks yang Berbahaya

Walaupun vagina memiliki kemampuan menghasilkan cairan pelumas, ada kalanya cairan tidak bisa dihasilkan dengan maksimal. Oleh karena itu, pasangan memiliki alternatif lain dengan pelumas tambahan. Pelumas ini digunakan untuk membantu wanita melicinkan area dalam vaginanya.

Oh ya, meski penggunaan pelumas diperbolehkan, Anda tidak disarankan menggunakan pelicin dadakan dari bahan berbahaya di bawah ini.

  1. Body Lotion untuk Perawatan Kulit

Bahan pelumas pertama yang tidak boleh digunakan oleh pasangan adalah lotion tubuh. Lotion yang dijual di pasaran memang memberikan efek licin. Namun, bahan bakunya cukup berbahaya untuk organ internal dari vagina. Belum lagi kandungan pewangi dari sabun yang cukup berbahaya.

Lotion juga mudah kering dan menempel di kulit. Coba bayangkan apa yang terjadi di vagina kalau lotion itu tidak bisa dibersihkan? Tentu akan ada gangguan yang terjadi entah perubahan pH dari vagina dan adanya infeksi yang menyebabkan keputihan atau gangguan seksual lainnya.

Daripada menggunakan body lotion, ada baiknya pasangan untuk melakukan pemanasan yang jauh lebih intens. Dengan pemanasan yang lebih intens, cairan pelumas yang ada di dalam vagina bisa dikeluarkan dengan maksimal. Dengan begitu rasa sakit saat melakukan seks tidak akan terjadi.

  1. Sabun Mandi Cair

Pelumas kedua yang sering digunakan oleh pasangan yang terlanjur tidak memiliki stok adalah sabun cairan atau sejenisnya. Sabun akan digunakan untuk melumuri penis sehingga agak berbusa dan licin. Selanjutnya pria melakukan penetrasi seperti biasanya untuk mendapatkan kepuasan.

Sabun memang membuat seks jadi lancar karena licin lebih lama. Namun, bahan dari sabun ada banyak dan efeknya berbeda-beda. Ada sabun yang memiliki efek dingin dan panas pada vagina. Selain itu, penetrasi yang dilakukan dengan intens ada kemungkinan membuat permukaan di dalam vagina jadi rusak dan iritasi.

Kalau sabun cair atau sabun biasa sering digunakan bukan tidak mungkin flora normal yang ada di dalam vagina akan mengalami gangguan. Dampaknya, infeksi dari bakteri yang memicu masalah kewanitaan akan semakin mudah terjadi. Bukan tidak mungkin infeksi saluran kemih hingga bacterial vaginosis terjadi.

  1. Minyak Kelapa atau Zaitun

Minyak kelapa sering digunakan sebagai pelumas alami oleh pasangan yang tidak memiliki pelumas berbahan dasar air. Minyak kelapa dipilih karena tahan lama dan tidak mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu, minyak kelapa yang bening mudah didapatkan di pasaran.

Meski minyak kelapa dianggap aman, pasangan yang menggunakannya harus memahami beberapa hal. Pertama, minyak kelapa akan membuat lateks jadi mudah rapuh. Kondom akan mudah sekali robek saat seks.

Selanjutnya, minyak kelapa susah dicuci dan bisa membuat pH dari vagina berubah. Kalau vagina berubah keasamannya, bakteri baik yang hidup di dalamnya bisa mati dengan cepat.

Selain minyak kepala yang banyak digunakan untuk masakan. Minyak zaitun juga bisa digunakan untuk pelumas. Meski secara umum aman, efek yang ditimbulkan akan besar pada vagina. Apalagi kalau sampai minyak zaitun ini sulit sekali untuk dibersihkan. Kemungkinan besar akan memicu infeksi bakteri.

  1. Saliva atau Air Liur

Pelumas darurat lain yang sering digunakan oleh pasangan adalah air liur. Air liur digunakan karena bisa memberikan efek licin dengan mudah. Namun, air ini justru berisiko sebabkan masalah yang cukup besar pada vagina dan penis. Air liur kadang mengandung bakteri dan penyakit lainnya.

Kalau air liur yang mengandung bakteri masuk ke vagina, kemungkinan terjadi infeksi akan cukup besar. Kalau pria melakukan penetrasi dengan intens, bakteri bisa masuk lebih ke dalam sehingga infeksi jadi cepat terjadi.

Sedarurat apa pun saat akan melakukan seks, jangan sesekali menggunakan air liur sebagai pelumas baik itu miliki pria atau wanita. Perpanjang waktu melakukan pemanasan dengan pasangan. Kalau Anda bisa melakukannya, seks bisa berjalan dengan lebih lancar. Tidak mau kan setelah melakukan seks justru mengalami sakit?

  1. Pelumas yang Memicu Terjadinya Alergi

Pelumas selanjutnya yang  tidak boleh digunakan adalah pelumas yang membuat pria atau wanita alergi. Pelumas yang dijual di pasaran memiliki jenis yang berbeda-beda. Ada pelumas yang memberikan efek hangat dan dingin dan ada yang memiliki bahan lain yang kadang menimbulkan alergi.

Pelumas jenis itu mungkin aman digunakan dan memberikan tambahan kenikmatan pada beberapa orang. Namun, pada sebagian besar pasangan justru mengganggu aktivitas seksual yang mereka jalankan. Oleh karena itu sebisa mungkin untuk menggunakan pelumas yang aman seperti berbahan dasar air daripada yang berisiko.

Kalau pelumas yang dicoba di tangan menimbulkan rasa gatal, artinya Anda tidak bisa menggunakannya. Lebih baik menunggu dulu untuk membeli pelumas dengan bahan dasar air yang lebih aman dan nyaman saat digunakan.

Demikianlah ulasan tentang pelumas yang umum digunakan untuk seks, tapi sebenarnya sangat berbahaya. Nah, kira-kira dari beberapa jenis pelumas di atas adakah yang pernah Anda gunakan?

Sumber:

  1. Scaccia, Annamarya. 2018. Everything You Need to Know About Vaginal Lubricants. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/vaginal-lubricants. (Diakses pada 29 September 2019).
  2. Hay, Mark. When Sex Lube Goes Bad: What’s Safe, What Works, and What to Avoid. https://www.mensjournal.com/health-fitness/when-sex-lube-goes-bad-whats-safe-what-works-and-what-to-avoid-w446463/. (Diakses pada 29 September 2019).
  3. Barnes, Zahra. 2017. 6 Lube Ingredients You Might Not Want to Put in Your Vagina. https://www.self.com/story/6-lube-ingredients-to-avoid. (Diakses pada 29 September 2019).

Let’s block ads! (Why?)