Alasan Kanker Serviks jadi Kasus Tertinggi Kedua bagi Wanita – Medcom.Id
By: Date: 31 Januari 2023 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta: Kanker serviks merupakan momok bagi wanita. Sebab kaum Hawa menjadi yang paling berisiko mengalami penyakit ini.

Fakta itu tertuang dalam survei di Indonesia, kalau kanker serviks berada di urutan kedua sebagai kanker yang paling berisiko bagi wanita. Kanker Serviks memiliki kasus terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sekitar 36.333 kasus baru atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia pada 2020.  

Tingginya angka kejadian kanker serviks ini bukan hanya berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat, melainkan menjadi beban penyakit yang besar bagi negara. Dan, salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kanker serviks.

Guru Besar Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes, mengatakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kanker serviks merupakan tantangan yang harus dihadapi. Termasuk pemahaman tentang virus human papillomavirus atau dikenal dengan HPV.

“Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya infeksi HPV. Padahal, HPV merupakan virus yang sangat berbahaya, di mana hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV,” ujar Prof. Yudi saat konferensi pers bertajuk: Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini yang diselenggarakan PT. Merck Sharp & Dohme (MSD), Selasa 31 Januari 2023.

Menurut Prof. Yudi, kondisi ini tak lepas dari masih banyaknya informasi yang kurang tepat terkait kanker serviks, serta masih rendahnya cakupan skrining HPV DNA di Indonesia. Selain edukasi, upaya pencegahan berupa deteksi dini dan vaksinasi menjadi langkah yang perlu ditindaklanjuti.

“Saat ini vaksin HPV yang tersedia di Indonesia sudah banyak, ada 3 jenis vaksin HPV (bivalent, quadrivalent dan nonavalent) yang tersedia di rumah sakit dan klinik sehingga mudah untuk diakses oleh masyarakat luas,” imbuh Prof. Yudi.
(FIR)