Daftar Antibiotik yang Ampuh untuk Mengobati Jerawat
By: Date: 24 Januari 2020 Categories: Jerawat,mengobati jerawat,Obat Jerawat,Penyakit Kulit

Jerawat dapat mengurangi estetika wajah dan menurunkan kepercayaan diri. Selain itu, bengkak akibat jerawat juga kerap terasa sakit. Meski ada banyak cara mudah untuk menghilangkan jerawat, mungkin ceritanya sedikit berbeda jika jenis jerawat Anda parah. Untuk kasus yang parah, obat antibiotik bisa menjadi salah satu pilihan pengobatannya. Namun, apa saja antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati jerawat? Simak daftarnya berikut ini.

Daftar antibiotik untuk mengobati jerawat

Jerawat terbentuk karena pori-pori kulit yang tersumbat oleh kotoran, minyak (sebum), dan sel kulit mati. Kondisi ini bisa menimbulkan peradangan atau mengundang bakteri Propionibacterium acnes untuk menginfeksi kulit. Akhirnya, akan ada tonjolan di bawah permukaan kulit yang disertai kemerahan.

Nah, untuk menghentikan infeksi dari bakteri dan mengurangi kemerahan, Anda bisa menggunakan antibiotik. Obat ini tersedia dalam bentuk topikal dan oral.

Biasanya pengobatan ini direkomendasikan untuk mengatasi jerawat sedang maupun parah. Lebih jelasnya, mari bahas satu persatu antibiotik yang umumnya digunakan untuk mengobati jerawat. Di antaranya:

Antibiotik oles (topikal)

cuci muka dengan sabun mandi

Antibiotik ini digunakan dengan cara dioleskan ke area kulit yang berjerawat. Meski cukup ampuh, obat ini tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi jerawat. Anda perlu menerapkan obat lain, seperti benzoil peroksida dan retinoid agar lebih efektif dan mencegah terjadinya resisten antibiotik.

Melansir dari Mayo Clinic, antibiotik dengan obat lain tidak boleh digunakan secara bersamaan pada satu waktu. Anda perlu mengatur pemakaiannya, misal mengoleskan retinoid di pagi hari kemudian antibiotik di malam hari.

Berikut ada beberapa obat antibiotik topikal yang bisa Anda gunakan, seperti:

1. Clindamycin

Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri yang terperangkap di pori-pori kulit. Dengan begitu, Anda bisa mencegah pertumbuhan jerawat baru yang mengganggu. Sebelum menggunakan antibiotik untuk jerawat ini, bersihkan wajah Anda lebih dahulu dengan sabun dan air hangat.

Kemudian, bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk lembut. Tunggu selama 30 menit, lalu oleskan pada area kulit yang berjerawat dan area sekitarnya untuk mencegah keluarnya jerawat baru.

Antibiotik ini mengandung alkohol, sehingga akan menimbulkan sensasi menyengat atau terbakar di kulit. Hindari pemakaian obat di dekat mata, lubang hidung, atau bibir.

Selama pemakaian clindamycin, Anda disarankan untuk tidak mencuci muka terlalu sering karena dapat mengeringkan kulit dan memperburuk jerawat.

2. Erythromycin

Cara kerja obat ini sama dengan antibiotik untuk jerawat lainnya, yakni membunuh bakteri penyebab jerawat. Selain itu, antibiotik ini dapat mengurangi peradangan sehingga gejalanya jadi lebih ringan.

Pada beberapa merek, erythromycin mengandung zink asetat yang membantu memulihkan kulit dari jerawat. Untuk mengobati jerawat, obat ini biasanya digunakan bersama dengan retinoid. Pada beberapa kasus, obat ini digunakan bersamaan dengan antibiotik oral.

Anda bisa menggunakan obat ini setelah membersihkan wajah. Oleskan tipis-tipis pada area kulit yang berjerawat, namun hindari area dekat mata, lubang hidung, dan mulut. Bila kulit Anda sedang terkelupas, jangan pakai antibiotik ini. Jadi, biarkan kulit Anda pulih dan membaik selama beberapa hari.

Antibiotik minum (oral)

meminum-obat-batuk

Obat ini umumnya berbentuk kapsul yang harus diminum sesuai dosis. Sebenarnya, obat yang telah disebutkan sebelumnya, yakni clindamycin dan erythromycin tersedia juga dalam bentuk oral. Namun, orang-orang lebih sering menggunakannya dalam bentuk topikal.

Penggunaan antibiotik oral biasanya diperuntukkan bagi orang yang mengalami efek samping fisik jika diaplikasikan ke kulit, contohnya sensasi panas yang muncul di kulit.

Berikut ini ada beberapa obat antibiotik oral yang bisa Anda gunakan untuk mengobati jerawat, seperti:

1. Tetracycline, termasuk minocycline atau doxycycline

Antibiotik ini bekerja dengan memperlambat pertumbuhan bakteri jerawat dan mengurangi peradangan. Biasanya, obat ini menjadi pilihan utama dibanding antibiotik oral lainnya untuk mengobati jerawat.

Jika tetracycline tidak ampuh, Anda bisa beralih ke antibiotik oral lain yang lebih kuat, seperti clindamycin dan erythromycin. Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter agar dosis yang diminum sesuai.

Dokter akan melihat kondisi jerawat Anda lebih dahulu, kemudian mempertimbangkan dosis dari 250 mg hingga 500 mg sebanyak 2 kali sehari. Dosis tinggi biasanya diresepkan untuk kondisi jerawat yang parah, kemudian dosisnya akan dikurangi setelah jerawat membaik.

Tetracycline biasanya diresepkan dengan obat topikal, seperti retinoid atau asam azelaic sehingga Anda tidak perlu meminumnya rutin setiap hari.

2. Azithromycin

Obat antibiotik ini menjadi alternatif tetracycline untuk mengobati jerawat. Kandungan antibakteri dan antiradangnya dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat sekaligus mengurangi keparahan gejala.

Studi pada World Journal of Plastic Surgery tahun 2019 menunjukkan efektivitas azithromycin dengan antibiotik lain dalam mengobati jerawat.

Periset menemukan penggunaan azithromycin oral dengan erythromycin topikal jauh lebih efektif mengobati jerawat ketimbang tetracycline dengan erythromycin topikal. Obat ini juga diketahui lebih efektif mengurangi peradangan ketimbang tetracycline.

Meskipun lebih efektif, antibiotik ini lebih umum dijadikan obat cadangan. Bila tetracycline tidak menunjukkan perubahan yang baik pada kulit berjerawat, Anda akan diresepkan antibiotik ini.

3. Trimethoprim-sulfamethoxazole

Pilihan antibiotik selanjutnya untuk mengobati jerawat adalah trimethoprim-sulfamethoxazole. Obat ini biasanya digunakan jika tetracycline maupun erythromycin tidak memberikan hasil yang efektif untuk mengobati kulit berjerawat.

Sama seperti antibiotik lainnya, obat ini bekerja dengan membunuh bakteri penyebab jerawat serta menghambat pertumbuhannya. Penggunaan trimethoprim tunggal diketahui kurang efektif mengatasi peradangan kulit akibat jerawat, sehingga perlu dikombinasikan dengan sulfamethoxazole agar lebih efektif.

Aturan pakai antibiotik untuk mengobati jerawat

pergi ke dokter kandungan

Antibiotik memang efektif untuk mengobati jerawat. Namun, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

Ketika Anda diberikan antibiotik untuk mengobati jerawat Anda, dokter akan meresepkannya untuk jangka waktu pemakaian sesingkat mungkin guna mencegah bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.

Menggunakan antibiotik tanpa pengawasan dokter bisa meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Itu artinya, bakteri semakin kebal dengan antibiotik yang Anda gunakan sekarang sehingga harus diganti dengan antibiotik lain yang lebih kuat.

Di sisi lain, dokter biasanya juga dapat meresepkan obat-obatan lainnya untuk mendukung kerja antibiotik menghilangkan jerawat. Misalnya, benzoil peroksida atau gel adapalen yang seringkali ikut diresepkan bersama dengan antibiotik. Selalu beri tahu dokter jika Anda menggunakan obat lain untuk menghindari interaksi obat.

Agar dokter kulit dapat melihat apakah pengobatannya berhasil atau tidak, selalu tepati janji konsultasi lanjutan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Baca Juga:

Let’s block ads! (Why?)