KARYA-KARYA desainer Indonesia memang telah mendunia dan diakui banyak orang. Tidak heran jika banyak desainer-desainer muda mulai menunjukkan minat mereka untuk membuat karya-karyanya.
Naniek Rachmat, desainer Asosiasi Perancang Pengusaha Fesyen Indonesia (APPMI), meminta para calon desainer, termasuk desainer daerah, untuk mengamati tren fesyen dunia selama 10 menit sehari untuk membuka mata terhadap pasar.
“Saya memberi mereka pekerjaan rumah agar mereka bisa melatih mata mereka untuk melihat desain para desainer disana dengan nilai yang sangat bagus. 10 menit sehari. Saya kasih pekerjaan rumah 1 bulan dulu. Setelah sebulan mereka sudah menggambarnya dengan cara yang berbeda,” kata dia seperti dilansir dari Antara.
Untuk target pasar Indonesia, Naniek merekomendasikan tren musim semi dan musim panas kepada para desainer karena pakaian musim ini banyak dijual di Indonesia.
Naniek, yang menjadi juri di Indonesia Young Fashion Designers Competition (IYFDC), sebuah wadah bagi para desainer muda yang dapat mempromosikan pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia melalui karyanya, mengatakan para desainer juga harus mengetahui target pasarnya, terutama pasarnya. usia.
“Harus tahu siapa pelanggannya, seperti umur ibu-ibunya berapa. Kalau seorang desainer umurnya 30an, pasti target penjualannya di umur 30an dan 40an. Kalau umur 20an tahun, kamu’ umurnya 20-an, gen Z banget, jadi harus latih mereka seperti di Jepang (tren),” jelasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya