Dinosaurus Punya Tumor dan Tulang Ekor Patah, Tapi Bisa Bertahan, Kok Bisa? – Kompas.com – KOMPAS.com
By: Date: 1 Agustus 2021 Categories: Sains

KOMPAS.com – Para peneliti menganalisis fosil baru, dari seekor dinosaurus yang memiliki tumor mirip kembang kol dan mengalami patah tulang ekor. Namun, anehnya, dinosaurus ini tidak mati dan bisa bertahan meski mengalami penyakit yang menyakitkan ini.

Dinosaurus berparuh bebek tersebut, hidup sekitar 70 juta tahun yang lalu dan disebut masih bisa bertahan dengan penyakit yang dideritanya itu.

Dilansir dari Live Science, Minggu (1/8/2021), ketika mendiang ahli paleontologi Jaime Eduardo Powell menemukan fosil dinosaurus ini di Provinsi Rio Negro, Argentina, pada tahun 1980-an, dia mengamati salah satu hewan purba tersebut terluka.

Powell juga menggambarkan bagaimana cedera yang dialami dinosaurus tersebut sebagai kemungkinan patah tulang.

Namun, baru-baru ini, ketika para peneliti memeriksa kembali fosil tersebut, mereka menemukan bahwa deformitas kaki justru disebabkan oleh tumor seperti bunga kol yang kemungkinan bersifat kanker.

Baca juga: Dinosaurus Bernapas Seperti Sedang Mengisap Vape, Apa yang Terjadi?

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Dinosaurus berparuh bebek yang diketahui sebagai spesies Hadrosaurus itu ternyata mampu hidup selama beberapa waktu, meski mengidap tumor dan mengalami patah tulang ekor.

Para peneliti mengidentifikasi tumor dan patah tulang pada fosil dinosaurus itu dengan menggunakan computed X-ray tomography (CT) scan dan analisis mikroskopis sampel tulang.

Ditemukan juga patah tulang di dua tulang belakang di tengah ekor dinosaurus, serta ada erosi pada tulang di sekitar patah tulang yang mungkin disebabkan karena infeksi.

Para ilmuwan ini menyimpulkan bahwa kemungkinan patah tulang yang dialami dinosaurus ini telah sembuh sebagian, dan kematian hewan purba ini mungkin bukan karena cedera dan penyakit yang dialaminya.

Studi terhadap fosil dinosaurus yang mengalami patah tulang ekor dan mengidap tumor di kakinya ini telah dilaporkan dan akan diterbitkan dalam jurnal Cretaceous Research edisi Agustus 2021.

Baca juga: Dinosaurus Setinggi Gedung Berlantai Dua, Salah Satu Makhluk Terbesar di Bumi

Fosil dinosaurus, hadrosaurus. Dinosaurus berparuh bebek.The_Wookies/WIKIMEDIA COMMONS Fosil dinosaurus, hadrosaurus. Dinosaurus berparuh bebek.

“Kami tidak dapat menghitung berapa lama ia (dinosaurus) ini hidup setelah itu, yang berarti ia bisa bisa hidup selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun,” kata penulis utama studi Penélope Cruzado-Caballero, seorang ilmuwan di Institut Penelitian Paleobiologi dan Geologi untuk Dewan Riset Ilmiah dan Teknis Nasional Argentina (CONICET) dalam sebuah pernyataan.

Fosil dinosaurus yang diamati ini merupakan keluarga dari spesies hadrosaurus yakni Bonapartesaurus rionegrensis yang memiliki panjang sekitar 9 meter. Dinosaurus pemakan tumbuhan ini dikenal karena mulutnya yang lebar seperti paruh bebek.

Hadrosaurus adalah ornithischia besar dan kebanyakan bipedal, atau dinosaurus berpinggul burung, yang hidup selama bagian akhir periode Cretaceous (sekitar 145,5 juta hingga 65,5 juta tahun yang lalu) di Amerika, Asia, dan Eropa.

Beberapa spesies hadrosaurus memakai lambang hiasan di tengkorak mereka, yang mungkin telah digunakan untuk komunikasi.

Ahli paleontologi tidak tahu apakah Bonapartesaurus memiliki jambul, sebab kerangka yang ditemukan dan dianalisi tersebut kehilangan tengkoraknya.

Baca juga: Dinosaurus Kecil Seukuran Ayam Ini Punya Penglihatan Sangat Tajam

“Akan tetapi yang menarik perhatian mereka adalah tungkai belakang kiri dinosaurus, di mana pertumbuhan tulang yang besar memberi kaki penampilan seperti kembang kol,” kata Cruzado-Caballero dalam pernyataannya.

Penulis penelitian tidak menemukan patah tulang ketika mereka memeriksa benjolan tulang yang menonjol, tetapi CT scan menunjukkan kepadatan tulang berkurang dan jaringan tulang yang rusak di daerah sekitarnya, menunjukkan bahwa benjolan itu adalah tumor.

Dinosaurus dalam kelompok ini berjalan dengan sebagian besar berat badan mereka pada jari kaki mereka, dan mereka memiliki bantalan kaki yang tinggi.

Bantalan ini, para peneliti melaporkan, bisa menjadi bantalan kaki Bonapartesaurus, dan cederanya, seperti yang terlihat, mungkin tidak menyebabkan pincang.

Pemindaian yang mereka lakukan terhadap fosil ini juga mengungkapkan petunjuk pertama retakan pada dua tulang ekor dan infeksi berikutnya pada tulang di sekitarnya. Patah tulang seperti ini bisa terjadi karena hadrosaurus diinjak-injak, dihantam benda, diserang predator, atau hanya karena stres lari.

“Ini semua adalah hipotesis yang bagus, tetapi kami tidak dapat menentukan mana yang lebih mungkin,” tulis para ilmuwan dalam studi tersebut.

Baca juga: Lebih Ganas dari T-Rex, Dinosaurus Predator Ini Ditemukan di Argentina