Kasus Rabies Semakin Banyak Hingga Sebabkan Kematian, Karena Dianggap Sepele?
By: Date: 6 Juni 2023 Categories: Rabies

Suara.com – Tingginya kasus rabies di Indonesia akhir-akhir ini membuat kekhawatiran masyarakat yang memiliki hewan peliharaan, khususnya anjing. Apalagi, belum lama ini ada kisah anak yang meninggal dunia karena rabies.

Namun, sebenarnya seperti apa sih penanganan rabies sendiri setelah digigit oleh hewan? Lalu langkah apa dan berapa lama rabies itu harus diobati agar tidak semakin parah?

Menanggapi hal tersebut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr Imran Pambudi, MPHM mengatakan, pada dasarnya rabies kembali pada lokasi gigitan. Jika lokasinya berada di dekat saraf, hal itu sangat berpotensi untuk menjadi buruk.

“Jadi kalau apa yang harus dilakukan prinsipnya itu kalau lokasi gigitannya semakin dekat dengan saraf maka prospeknya lebih buruk. Karena dia akan cepat sampai ke saraf tadi,” konferensi pers Update Situasi Rabies di Indonesia, Jumat (2/6/2023).

Baca Juga: Karangan Bunga Penuhi Kantor PN Pekanbaru-Kejati Riau Bentuk Apresiasi Tangani Kejahatan ke Hewan Anjing

Sementara, Dr Imran saat ini banyaknya kasus kematian itu rabies itu terjadi sebab telatnya penanganan. Pasalnya, banyak masyarakat yang menyepelekan gigitan hewan. Sebab digigit, tapi tidak terlalu parah, biasanya orang akan merasa baik-baik saja. Padahal, itu bisa membuat virus masuk dan menjadi parah.

“Sebagian besar kematian-kematian itu, ternyata memang terlambat dibawa ke faskes. Karena mereka itu merasa hanya, ah ini gigitannya kecil kok, enggak sampe berdarah. Kemudian juga ‘itu anjing tetangga saya kok yang biasa main’, jadi menyepelekan gitu,” jelasnya.

Di sisi lain, masyarakat biasanya akan datang saat satu bulan setelah gigitan berlangsung. Bahkan, mereka akan panik jika hewan yang menggigitnya itu telah mati. Oleh sebab itu, kasus kematian karena rabies menjadi tinggi sebab telatnya penanganan.

“Sehingga mereka datang dengan kondisi yang sering ya di atas satu bulan setelah digigit. Nah artinya kalau sudah satu bulan kita gak tau lagi hewannya seperti apa. Dan rata-rata mereka baru panik dibawa ke faskes baru tau kalau anjing yang menggigit itu mati. Mereka baru dibawa ke faskes,” sambung Dr Imran.

Oleh sebab itu, Dr Imran menyarankan, bagi masyarakat yang alami luka gigitan hewan, diharapkan sesegera mungkin melakukan pengobatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca Juga: Angka Penyakit Rabies Meningkat Hingga 234 Kasus, Ahli Duga Pandemi Covid-19 Biang Keroknya

“Jadi kalau ditanya apa yang perlu dilakukan ya proses sesegera mungkin ketika digigit, terus ke faskes untuk dilakukan pengobatan,” ujar Dr Imran.

Apalagi lukanya berada dekat saraf atau kepala. Hal ini perlu mendapatkan penanganan dengan cepat. Biasanya ini terjadi pada anak-anak karena postur tubuhnya yang pendek. Mereka muda digigit di area dekat kepala.

“Untuk berapa persennya, semakin dekat dengan saraf, dekat kepala semakin cepat. Makannya yang meninggal itu kebanyakan anak kecil karena ketika digigit anjing itu yang kena kepalanya karena dia pendek. Kalau dewasa punya waktu, tapi kalau anak-anak cepat sekali untuk menjadi buruk kondisinya,” pungkasnya.

https://www.suara.com/health/2023/06/06/095932/kasus-rabies-semakin-banyak-hingga-sebabkan-kematian-karena-dianggap-sepele