Menyentuh! Kisah Wanita Perjuangkan Adopsi Anak di Tengah Pandemi Covid-19
By: Date: 27 April 2020 Categories: mengadopsi anak,orangtua asuh


Suara.com – Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang terpaksa membatalkan rencana penting dalam hidup mereka.

Meski begitu, seorang ibu bernama Kimberly Wieneke tidak membiarkan pandemi yang ada menggagalkan rencananya dalam mengadopsi anak.

Melansir laman People, Kimberly Wieneke dari Forth Smith, Arkansas awalnya sudah berniat untuk mengadopsi bocah laki-laki berusia 2 tahun yang bernama Jaden.

Sebelumnya, Kimberly dan sang suami memang sudah menjadi orangtua asuh Jaden selama lebih dari setahun. Namun, keduanya lantas memutuskan untuk menjadikan Jaden anggota keluarga mereka.

Proses adopsi awalnya akan dilakukan pada tanggal 16 April kemarin, tepat saat dinas sosial menghapus hak pengasuhan atas Jaden.

Namun, lantaran pandemi virus corona, proses adopsi menjadi terhambat. Terlebih, keduanya harus menghadiri persidangan lebih dulu sebagai bagian dari adopsi.

Kisah Ibu Adopsi Anak di Tengah Pandemi Corona (facebook.com/Kimberly Wieneke)
Kisah Ibu Adopsi Anak di Tengah Pandemi Corona (facebook.com/Kimberly Wieneke)

Untunglah, pasangan ini tidak menyerah. Keduanya lantas memiliki ide untuk tetap menjalankan persidangan virtual melalui Zoom.

“Kami sudah melihat foto-foto lain di hari adopsi, mereka akan berdiri bersama para hakim, semuanya tersenyum,” ujar Kimberly. “Kami tidak dapat merasakan itu.”

Meski pengalaman adopsi mereka berbeda dari pasangan lainnya, Kimberly bersyukur karena Jaden akhirnya resmi menjadi bagian keluarga Wieneke.

Sementara, spesialis adopsi Ashley Elam dan pekerja dinas sosial Addie Martin menyebutkan jika pelayanan terhadap keluarga dan anak-anak sebisa mungkin harus tetap berjalan di tengah pandemi virus corona.

“Ini mengubah cara kami berinteraksi dengan anak-anak dan mengecek keadaan mereka,” ujar Addie Martin.

Kini, Jaden yang berusia 2 tahun pun resmi memiliki rumah dan keluarga baru yang akan membesarkannya.

“Kadang-kadang rasanya tidak nyata, kami duduk dan melihatnya dan berpikir, dia adalah anak kami,” tandas Kimberly Wieneke.

Let’s block ads! (Why?)