Rokok Elektrik Tengah Jadi Sorotan, RELX Memutuskan Masuk ke Indonesia
By: Date: 28 September 2019 Categories: rokok elektrik

Suara.com – Saat dunia tengah digemparkan tentang dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok elektrik, menyusul larangan organisasi kesehatan dunia WHO yang meminta untuk dibuat aturan terkait produk vape, pemain vape besar asal China, RELX, memutuskan masuk ke pasar Indonesia.

RELX merilis produk terbarunya dengan menawarkan bentuk vape yang minimalis, dan menjadikan perokok konvensional sebagai target marketnya, serta berharap mereka mulai berhenti merokok.

“Indonesia adalah salah satu pasar dengan tingkat penetrasi tembakau tertinggi di dunia. Indonesia memiliki estimasi 60 juta perokok dewasa di Indonesia. RELX berkomitmen untuk menawarkan alternatif lebih baik untuk konsumsi nikotin,” ujar Direktur Internasional Expansion RELX Tech, Di Yang, saat peluncuran produk di SKYE Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).

Baru didirikan pada Januari 2019, RELX mengklaim sebagai produk vape dengan pertumbuhan paling cepat secara global, dan dianggap sebagai vape terbaik di Asia lengkap dengan keunggulan dari sisi desain, inovasi dan fungsional, didukung teknologi yang canggih dan desain dinamis.

Di Yang menjelaskan bahwa demi mengikuti selera orang Indonesia, pihaknya rela melakukan penelitian dan riset produk agar diterima dengan baik oleh orang Indonesia. Mereka memiliki 10 ahli pengembang e-liquid, desain industri, teknik, dan riset dasar untuk memastikan kualitas.

“Usaha kami masuk ke pasar Indonesia meliputi pembukaan toko ritel dan pengembangan rasa menyesuaikan selera orang Indonesia,” ungkap Di Yang.

Di Yang mengatakan potensi rokok elektrik di dunia sangat tinggi, bahkan berdasarkan data WHO angka akan terus bertambah hingga 2025. Tidak seperti rokok konvensional yang mengandung TAR yang berbahaya, rokok elektrik katanya tidak merugikan perokok pasif.

RELX memutuskan masuk ke Indonesia di saat Indonesia tengah berusaha mengurangi rokok konvensional, termasuk rokok elektrik, yang akan dibatasi iklannya agar tidak menarik minat perokok pemula. Meski begitu, pihak RELX mengatakan produknya tidak diperuntukkan bagi perokok pemula.

Saat ditanya seputar izin BPOM dan regulasi saat masuk ke Indonesia melalui PR consultant, wartawan dilarang untuk menanyakan hal seputar regulasi atau hal lain yang tidak terkait peluncuran. Jika pun ingin, ada mekanisme komunikasi yang harus ditempuh, yakni melalui email dan sesuai prosedur yang cukup ketat.

“Maaf, ya, pertanyaan di luar seputar peluncuran dan produk tidak bisa ditanyakan saat ini. Tapi rekan-rekan media tetap boleh menanyakannya, tapi harus melalui email terlebih dahulu, baru nanti kita jawab,” jelas Renny Rengganis selaku PR consultant.

Let’s block ads! (Why?)