Studi Sebut Kena COVID-19 Lebih dari Sekali Berisiko Fatal, Begini Alasannya – detikHealth
By: Date: 11 November 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

Jakarta

Umumnya, pasien COVID-19 yang sudah pernah terinfeksi memiliki antibodi untuk melawan risiko terkena virus berikutnya. Namun, sebuah studi baru-baru ini menemukan bukti lain pada mereka yang kembali terpapar COVID-19.

Pasien dengan reinfeksi COVID-19 atau infeksi virus SARS-CoV-2 lebih dari sekali, berisiko dirawat inap bahkan berakhir fatal atau kematian. Pemimpin studi Dr Ziyad Al-Aly dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington membandingkan analisis data dari 443.588 pasien COVID-19 dengan sekali infeksi, 40.947 dengan dua kali infeksi COVID-19 atau lebih dari itu, dan 5,3 juta orang yang tidak pernah terpapar COVID-19.

“Infeksi ulang atau reinfeksi COVID-19 meningkatkan risiko keparahan dan jangka panjang. Bahkan jika seseorang memiliki infeksi sebelumnya dan sudah divaksinasi, yang berarti mereka memiliki kekebalan ganda dari antibodi dari infeksi COVID-19 ditambah vaksin, mereka masih rentan terhadap hasil yang merugikan setelah terinfeksi ulang,” terang dia, dikutip dari Reuters, Jumat (11/11/2022).

Terpisah, peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Griffith University Australia Dicky Budiman melihat temuan tersebut mengarah pada penurunan antibodi COVID-19 seseorang. Terlebih, di tengah munculnya beragam subvarian Omicron baru termasuk XBB.

“Hati-hati para penyintas COVID-19 yang baru pulih dalam delapan bulan terakhir, XBB bisa berakibat sangat serius bahkan fatal akibat daya tahan tubuh yang menurun akibat disfungsi sel T,” tuturnya kepada detikcom, ditulis Jumat (11/11).

Dalam studi Universitas Washington juga disebutkan ada kondisi kesehatan lain seperti gangguan paru, jantung, hingga neurologis jika terinfeksi COVID-19 lebih dari sekali. Menurut Dicky, risiko penyakit jantung memang sudah melonjak setelah COVID-19 merebak, bahkan terjadi di pasien dengan gejala ringan.

Mengutip salah satu jurnal, Dicky menyebut kaitan antara COVID-19 dan sejumlah risiko kesehatan seperti jantung belakangan cukup jelas. Disebut ada hubungan kuat antara peradangan yang disebabkan oleh infeksi dan risiko serangan jantung.

Dikutip dari The Conversation, serangan jantung terjadi ketika arteri yang memasok darah ke jantung tersumbat dan otot jantung kekurangan oksigen. Ini biasanya terjadi ketika pecahnya plak lemak di arteri menyebabkan gumpalan darah terbentuk. Proses ini didorong oleh peradangan pada jaringan dan penebalan darah, yang keduanya dapat terjadi dengan infeksi COVID-19.

Satu hal yang pasti, data ini mengingatkan masyarakat untuk waspada dan mengutamakan pentingnya pencegahan tertular COVID-19 demi meminimalisir risiko yang ada.

“Pasien yang dianalisis dengan reinfeksi COVID-19 tiga kali lebih mungkin mengalami masalah paru, tiga kali lebih berisiko terkena gangguan jantung dan 60 persen lebih rentan mengalami gangguan neurologis,” wanti-wanti ahli Ziyad Al-Aly.

Simak Video “Ada 74 Persen Pasien Covid-19 Gejala Berat di RS yang Belum Booster
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)