Varian HIV Baru Ditemukan di Eropa, Seperti Apa? – Kompas.com – KOMPAS.com
By: Date: 4 Februari 2022 Categories: berita kesehatan,Health,Health Info,kesehatan

KOMPAS.com – Peneliti telah menemukan varian HIV baru. Varian baru yang disebut varian VB ini ditemukan di Belanda.

Menurut peneliti, varian VB tampaknya menyebabkan perkembangan penyakit yang lebih cepat dibandingkan dengan versi virus lainnya.

Human immunodeficiency virus (HIV) menginfeksi dan menghancurkan sel-sel kekebalan yang disebut sel CD4 di dalam tubuh dan menyebabkan jumlah sel menjadi turun drastis.

Jika tak diobati, infeksi kemudian berkembang menjadi AIDS.

Pada orang yang terinfeksi varian VB, jumlah CD4 turun sekitar dua kali lipat dibandingkan orang yang terinfeksi dengan jenis HIV yang terkait erat, yakni dari subtipe genetik yang sama (B).

Baca juga: Moderna Mulai Lakukan Uji Klinis Fase 1 Vaksin HIV pada Manusia

Mengutip Science Alert, Jumat (4/2/2022) tanpa pengobatan, infeksi varian VB kemungkinan akan berkembang menjadi AIDS rata-rata dalam waktu dua sampai tiga tahun setelah diagnosis HIV awal.

Sementara pada HIV varian lainnya, perkembangan terjadi rata-rata sekitar enam hingga tujuh tahun setelah diagnosis.

“Kami menemukan bahwa rata-rata, individu dengan varian ini diperkirakan akan berkembang dari diagnosis menjadi ‘HIV lanjut’ dalam sembilan bulan,” ungkap Chris Wymant, penulis pertama dan peneliti senior di genetika statistik dan dinamika patogen di University of Oxford.

Kondisi itu terjadi jika mereka tidak memulai pengobatan sesegera mungkin. Perkembangan penyakit juga akan lebih cepat terjadi jika seseorang didiagnosis pada usia tiga puluhan.

Untungnya dalam penelitian mereka, tim peneliti menemukan bahwa obat antiretroviral yang digunakan untuk pengobatan standar HIV, bekerja dengan baik terhadap varian VB layaknya versi virus lainnya.

“Untuk seseorang yang berhasil dalam pengobatan, penurunan sistem kekebalan dan penularan virus ke orang lain dihentikan,” kata Wymant.

Baca juga: Mengenal Apretude, Obat Suntik Pencegahan HIV Pertama yang Peroleh Izin FDA

Ilustrasi HIV/AIDS, gejala HIV, gejala HIV pada pria, gejala HIV pada wanitaShutterstock/mikeforemniakowski Ilustrasi HIV/AIDS, gejala HIV, gejala HIV pada pria, gejala HIV pada wanita

Mendeteksi varian VB

Wymant dan ahli epidemiologi penyakit menular Christophe Fraser, penulis senior studi yang tergabung dalam proyek BEEHIVE berusaha untuk memahami biologi, evolusi, dan epidemiologi HIV.

“Proyek BEEHIVE, dimulai pada 2014 untuk memahami bagaimana perubahan virus menyebabkan perbedaan penyakit,” jelas Wymant.

Proyek tersebut mengumpulkan data dari tujuh kohort HIV nasional di Eropa ditambah satu di Uganda.

Saat menganalisis data dari penelitian yang sedang berlangsung, tim mengidentifikasi 17 orang yang terinfeksi dengan varian HIV “berbeda”.

Baca juga: Penularan Infeksi HIV pada Anak Bisa Dicegah Sedari Dini, Seperti Apa?

Semuanya membawa konsentrasi virus yang sangat tinggi dalam darah mereka di awal infeksi yakni antara enam bulan dan dua tahun setelah diagnosis. Lima belas orang yang terinfeksi berasal dari Belanda, satu dari Swiss dan satu dari Belgia.

Untuk mengetahui dari mana varian tersebut berasal, tim kemudian membuat diagram pohon filogenetik berdasarkan data genetik yang tersedia.

Berdasarkan pohon ini, mereka memperkirakan bahwa varian VB kemungkinan pertama kali muncul pada akhir 1980-an atau 1990-an di Belanda.

Sekitar waktu itu, pengobatan antiretroviral pertama untuk HIV baru saja disetujui oleh Food and Drug Administration AS dan pengobatan yang menggunakan kombinasi antiretroviral belum tersedia.

“Selama dekade tersebut ada prevalensi tinggi orang terinfeksi HIV yang tak diobati dan ditekan virusnya di Eropa Barat. Padahal jika tidak dilakukan penekanan virus, ini akan memberikan populasi virus yang besar dan membuat varian baru bisa muncul,” papar Katie Atkins, profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Lebih lanjut temuan varian ini tak selalu mengejutkan. Temuan ini sejalan dengan teori evolusi dan tren peningkatan virulensi yang telah dilihatnya selama beberapa dekade.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia, Kenali Gejala HIV sejak Minggu Pertama Terinfeksi

Ke depan, peneliti mengharapkan banyak kelompok di seluruh dunia untuk mulai menyaring data mereka untuk melihat apakah varian VB telah menyebar ke luar Belanda.

“Juga, saya ingin tahu apakah varian serupa telah muncul di tempat lain di dunia,” kata Joel Wertheim, seorang profesor kedokteran di University of California, San Diego, yang tidak terlibat dalam studi.

Sementara itu, apakah masyarakat harus khawatir dengan varian VB yang baru ditemukan?

“Masyarakat tak perlu khawatir. Menemukan varian ini menekankan pentingnya panduan yang sudah ada, yaitu individu yang berisiko tertular HIV punya akses tes rutin untuk diagnosis dini yang diikuti dengan pengobatan,” tambah Wymant.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Science.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.