Deep Sleep: Tahapan Tidur, Manfaat bagi Kesehatan, dan Tips
By: Date: 8 November 2019 Categories: Informasi Kesehatan,Kesehatan Umum,siklus tidur,tahapan tidur,Tidur
tahapan-tidur-doktersehat

DokterSehat.Com – Salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi setiap hari adalah tidur. Dengan tidur, Anda bisa mengembalikan kondisi fisik dan mental yang lelah. Mengingat fungsi tidur sangat besar, seseorang disarankan untuk bisa tidur selama 7-9 jam setiap harinya. Nah, pertanyaannya adalah cukupkah tidur hanya diukur dari durasi saja?

Mengenal Tahapan Tidur

Tidur ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak proses kompleks yang terjadi saat Anda sedang tidur. Mulai dari awal memejamkan mata, tidur akan terus berlanjut sampai beberapa siklus atau tingkatan hingga akhirnya deep sleep terjadi. Berikut beberapa tahapan tidur.

  1. Tahap 1

Tahap 1 dari tidur ini dimulai saat Anda mulai melakukan tidur. Umumnya tidak dibutuhkan waktu yang lama, hanya beberapa saat saja. Selanjutnya, otak akan mulai mengubah modenya dari bangun menuju mode tidur. Fase ini umumnya tidak akan lama dan seseorang yang mengalaminya mudah terbangun.

Kalau seseorang sudah memasuki tahap 1 pada tidurnya, mereka akan perlahan-lahan memasuki fase kedua yang akan dibahas selanjutnya. Tahap ini seseorang masih tidur dengan mode Non REM.

  1. Tahap 2

Tidur pada tahap 2 Non REM ini pergerakan mata akan mulai berhenti. Fase tidur akan mulai naik perlahan-lahan lebih dalam. Seseorang pada tahap ini masih dikatakan tidur fase ringan dan mudah dibangunkan. Meski demikian tubuh akan mulai menyesuaikan diri dan relaks.

Pada tahap ini tubuh khususnya otot akan mulai mengalami relaks. Pikiran juga mulai tenang sehingga tidur yang dilakukan bisa berjalan dengan lebih mudah. Suhu tubuh umumnya akan mengalami penurunan perlahan-lahan.

  1. Tahap 3 dan 4

Tahap terakhir ini umumnya seseorang benar-benar tidur dengan sempurna dan dalam. Fase ini juga merupakan fase terpanjang dari fase yang lain. Seseorang yang memasuki fase terakhir dari tidur non REM ini akan sulit dibangunkan dibandingkan dengan tahap pertama dan kedua.

Pada tahap yang sering disebut deep sleep ini seseorang akan mengalami penurunan detak jantung, pergerakan tubuh, hingga penurunan gelombang otak. Kalau memasuki fase ini tidur bisa berjalan dengan sempurna dan rasa lelah pada tubuh dan pikiran akan hilang.

  1. REM Sleep

REM Sleep adalah tahap terakhir dari siklus tidur yang dialami seseorang. Umumnya fase ini akan muncul 90 menit setelah tidur lelap. Pada fase ini seseorang akan mengalami kenaikan detak jantung. Dari penelitian yang dilakukan, fase ini paling banyak diisi dengan mimpi.

Durasi Deep Sleep yang Direkomendasikan

Seiring dengan berjalannya waktu, deep sleep yang dialami seseorang akan menurun dengan sendirinya. Umumnya selama fase tidur dari awal sampai akhir, deep sleep akan dialami selama 13-23 persen saja. Artinya kalau Anda tidur 8 jam, Anda akan mengalami deep sleep sekitar 60-100 menit.

Durasi Tidur Ringan dan Deep Sleep pada Anak

Pada bayi tidur ringan dan deep sleep kemungkinan akan berbeda-beda. Sekitar 50 persen waktu tidur bayi akan dihabiskan dengan tidur jenis REM dan selebihnya adalah Non REM. Pada fase Non REM ini deep sleep juga bervariasi dan umumnya dipengaruhi dengan kondisi kesehatan bayi.

Itulah kenapa kadang bayi mengalami rewel dan sulit sekali tidur dengan nyenyak. Selain itu bayi juga mudah sekali terbangun karena mereka tidak selalu pada mode deep sleep.

Mengapa Lelah Setelah Bangun Tidur?

Setelah tidur kita selalu berharap memiliki tubuh yang lebih relaks baik secara fisik atau mental. Sayangnya kondisi ini tidak selalu terjadi dan kadang tubuh terasa sangat lelah. Mengapa hal itu terjadi?

  • Tidur yang dialami tidak nyenyak dan banyak terjadi jeda atau terbangun setiap malam.
  • Mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea atau mungkin insomnia karena pikiran sedang stres berat.
  • Durasi tidur tidak maksimal. Kita disarankan untuk mau tidur selama 7-9 jam setiap harinya.
  • Tidur terlalu lama atau di atas 9 jam sehari. Tidur terlalu lama juga akan membuat tubuh jadi lemas karena kurang makan dan dehidrasi.
  • Memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tips Meningkatkan Deep Sleep

Deep sleep menentukan kualitas tidur seseorang meski tidak semua waktu tidur dihabiskan dengan tidur yang lelap. Kalau Anda merasa jarang sekali mengalami deep sleep, coba lakukan beberapa tips ini.

  • Sebisa mungkin untuk menurunkan kadar stres di dalam tubuh.
  • Buat jadwal tidur yang sama setiap harinya agar menjadi kebiasaan.
  • Bisa menggunakan penutup mata saat tidur.
  • Tidur di ruangan yang dingin.
  • Melakukan olahraga secara rutin setiap harinya. Olahraga yang dilakukan tidak harus yang terlalu intens. Cukup olahraga ringan asal dilakukan secara konsisten setiap harinya.
  • Menjalani diet yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi setiap harinya.
  • Mendengarkan musik yang menenangkan. Anda bisa mendengarkan musik klasik atau jenis musik lain yang sesuai dengan selera.
  • Melakukan meditasi saat akan tidur. Meditasi bisa dilakukan selama beberapa menit saja sampai tubuh tenang dan terasa relaks.

Inilah beberapa ulasan tentang deep sleep atau tidur yang dalam. Dengan memahami beberapa hal di atas, kita bisa mengupayakan tidur yang berkualitas setiap harinya. Dengan begitu, tubuh dan juga pikiran akan selalu terjaga setiap harinya. Semoga bermanfaat!

Sumber:

  1. Leavitt, Jennifer. 2019. How Much Deep, Light, and REM Sleep Do You Need?. https://www.healthline.com/health/how-much-deep-sleep-do-you-need. (Diakses pada 8 November 2019)
  2. Johnson, Jon. 2019. What to know about deep sleep. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325363.php. (Diakses pada 8 November 2019)
  3. Whoop. 2019. Understanding Sleep Cycles and the Stages of Sleep. https://www.whoop.com/the-locker/understanding-the-stages-of-sleep-how-to-optimize-it-with-whoop/. (Diakses pada 8 November 2019)
  4. Asp, Kevin. 2019. What is Deep Sleep? (Stage, significance, and aging). https://www.sleepresolutions.com/blog/what-is-deep-sleep-stage-3-sleep-and-aging. (Diakses pada 8 November 2019)

Let’s block ads! (Why?)