Sorghum dan Tin, Bahan Baku Makanan Sehat Naik Kelas di Pesona JNE
By: Date: 28 September 2019 Categories: Makanan Sehat,milenial,pameran bahan baku makanan

Suara.com – Sorghum dan Tin, Bahan Baku Makanan Sehat Naik Kelas di Pesona JNE

Keberadaan platform Pesona, sebagai layanan pengiriman makanan kuliner khas Indonesia, memberi kemudahan kepada para pelaku UMKM dan konsumen untuk berinteraksi dan bertransaksi. Pesona persembahan JNE ini memuat beragam varian makanan dan minuman, terutama dengan bahan olahan alami, dari ujung Indonesia bagian barat sampai timur.

 Sorghum dan Tin, bahan baku makanan sehat naik kelas di Pesona JNE. Kesehatan adalah bagian terpenting dari investasi kehidupan. Bagi milenial, kesehatan adalah gaya hidup. Apalagi seiring dengan cepatnya penyebaran informasi kesehatan secara digital, masyarakat tak sulit mengedukasi diri dan keluarga mereka untuk menjaga pola hidup khususnya dengan mengonsumsi makanan sehat sehari-hari.

Varian makanan atau minuman sehat dengan konsep back to nature, alias alami, bukan hanya diproduksi oleh brand ternama. Saat ini, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menunjukkan geliatnya untuk memasarkan dan mengembangkan segmen ini. Didukung dengan semakin masifnya pertumbuhan e-commerce, para pelaku UMKM semakin percaya diri untuk bertumbuh dan berinovasi.

Bahan baku makanan sehat kini jadi concern milenial, Sorghum dan Tin curi perhatian. (Suara.com/Silfa Humairah)
Bahan baku makanan sehat kini jadi concern milenial, Sorghum dan Tin curi perhatian. (Suara.com/Silfa Humairah)

Keberadaan platform Pesona, sebagai layanan pengiriman makanan kuliner khas Indonesia, memberi kemudahan kepada para pelaku UMKM dan konsumen untuk berinteraksi dan bertransaksi. Pesona persembahan JNE ini memuat beragam varian makanan dan minuman, terutama dengan bahan olahan alami, dari ujung Indonesia bagian barat sampai timur.

Nur Rahma Yanti berhasil mengangkat derajat sorghum yang semula hanya dijadikan sebagai pakan ternak menjadi sebuah produk dengan 15 varian mulai dari beras, gula, tepung hingga cookies. Di Pesona, varian produk sorghum dengan brand Yant Sorghum miliknya mudah ditemukan dalam kategori oleh-oleh atau makanan khas.

Nur Rahma Yanti berhasil menggandeng 200 petani dan membudidayakan sorgum di lahan seluar 50 hektar. Misinya adalah mengenalkan dan memasarkan sorghum di seluruh NTB dan Indonesia. “NTB dikaruniai dengan alam dan tumbuhan yang luar biasa. Sorghum tersebar di Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Selatan, Bima sampai Mataram namun sayang sekali jika hanya berakhir sebagai pakan ternak karena para petani awalnya tidak tahu cara mengolah sorghum,” kenang Yanti.

Rasa penasaran Yanti membawanya pada dinas terkait, sehingga ia diberi modal benih 5 kg sorghum untuk dikembangkan. Ternyata, sorghum jauh lebih unggul dalam hal nilai gizi dibandingkan padi.

Data Departemen Kesehatan mencatat bahwa sorgum memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras. Sorghum juga diklaim baik dikonsumsi penyandang diabetes lantaran kandungan gulanya yang rendah.

Observasi dan riset sederhana yang dilakukan Yanti menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi untuk mensosialisasikan dan melakukan penyuluhan kepada petani tentang cara pengolahan sorghum. Hingga saat ini, Yanti dan ratusan petani di NTB dapat menghasilkan tiga jenis olahan sorghum: mentah, setengah jadi dan jadi. Total varian sorghumnya ada 15, mulai dari beras, tepung, gula, keripik hingga cookies.

“Di Pesona JNE saya khusus menjual cookies. Pernah saya dapat pesanan hingga 400 box. Sangat terbantu lah dengan platform digital seperti Pesona. Selain itu, segmen konsumen sorghum ini berbeda-beda. Kalau konsumen dari Surabaya biasanya memesan varian gula. Kalau konsumen dari Bogor dan Bandung, biasanya varian beras,” Yanti menjelaskan.

Keinginan Yanti untuk mengembangkan budidaya sorghum masih terus membara. Bukan hanya diversifikasi produknya, Yanti ingin bisa menggaet lebih banyak petani dan UMKM serta membuka sebuah kawasan agrowisata di NTB khusus produk sorghum. Senada dengan Yanti, Siti Zaenab, dengan brand usaha Teh Daun Tin Zahra Florist asal Bontang, Kalimantan Timur menuturkan sangat terbantu dengan keberadaan Pesona. Memulai riset tentang
manfaat daun tin bagi kesehatan, setahun kemudian, secara offline dan online, Siti mulai mengembangkan teh daun tin (daun buah ara). Sekarang, produknya masuk dalam daftar minuman di Pesona Nusantara dan setiap pekan, Siti bersama dua karyawannya selalu menyiapkan stok produksi 500 kotak daun teh tin.

“Alhamdullilah dengan produk teh tin, saya dapat membawa umrah keluarga saya. Display produk teh tin di Pesona memudahkan saya terhubung dengan konsumen yang lebih luas. Purchase order hingga pengiriman barang tak ribet,” ujar wanita berusia 44 tahun ini. Kini, Siti telah memiliki pelanggan regular hingga ke Taiwan. Mereka yang mengonsumsi teh daun tin ini sudah merasakan manfaat langsung. Daun tin berfungsi sebagai imunomodulator. Hal ini dikarenakan daun tin dapat mengatur sistem kekebalan tubuh. Hal ini telah diperkuat pada hasil
riset yang mengatakan bahwa daun tin bisa merangsang produksi antibodi dan produksi sel limfosit
sehingga mampu menghancurkan pathogen yang masuk ke dalam tubuh.

“Januari 2016 saya diberi oleh-oleh tanaman buah tin ini oleh teman. Pertama saya ragu, mau ditanama di mana. Tahu kan sendiri kan kondisi cuaca dan tanah di Bontang ini. Saya akhirnya coba menanamnya dalam pot di balkon rumah saya. Dengan perawatan maksimal, ternyata tumbuh subur. Buahnya manis, bahkan saya jual buahnya, Rp 40.000 empat biji. Laris manis,” kenangnya.

Ketika musim hujan, Siti merasa tak berdaya menyaksikan guguran daun tin yang berserakan di sekitar rumahnya. Ia terdorong untuk mencari cara mengolah daun tin agar dapat dimanfaatkan. Melalui grup Facebook dan WhatsApp, Siti akhirnya mendapatkan bekal bagaimana mengolah daun tin menjadi teh. Inovasi dan perbaikan terus dilakukan Siti, hingga pada pertengahan 2018, ia mulai percaya diri memproduksi dan mengemas daun teh tin yang dibanderolnya Rp 15.000 per bungkus.

“Ternyata responnya luar biasa. Konsumen yang rata-rata mengalami diabetes dan gangguan batu ginjal banyak yang coba teh daun tin dan merasakan khasiatnya. Dari situ, kemudian mereka teratur memesan. Saya juga berinisiatif untuk melakukan penjualan secara online, salah satunya di platform Pesona JNE,” sebut mitra binaan perusahaan pupuk ini.

Daun tin memang memiliki kandungan saponin dan alkaloid yang diyakini dapat menggerus batu ginjal yang telah mengendap di saluran kemih dan ginjal. Batu ginjal yang telah mengeras inipun akhirnya bisa terbawa saat buang air kecil. Tak puas dengan pencapaiannya, Siti Zaenab masih terus melakukan riset dan belajar mengembangkan manfaat daun tin. Ia ingin memperluas diversifikasi produknya. “Uji coba dan riset terus saya lakukan. Dalam waktu dekat saya akan membuat Amplang Daun Tin. Masih tester rasa, semoga bisa semakin sempurna hasilnya,” tambah Siti.

Let’s block ads! (Why?)